Kuasai Pasar Dunia, Ekspor Batik Nasional Lampaui 58 Juta Dollar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Batik industri kecil menengah (IKM) Indonesia dinilai telah menguasai pasar dunia sehingga mampu menjadi penggerak bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 sebesar 58,46 juta dollar AS (setara Rp826,27 miliar) dengan negara tujuan utama meliputi Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia juga menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Kamis (17/5), seperti dilansir setkab.go.id.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Menurut tekniknya, mengutip dari Wikipedia, batik dibedakan menjadi batik tulis, batik cap, dan batik lukis. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Paling banyak dipakai selama ini adalah batik print. Batik print, menurut Kamus Mode Indonesia adalah istilah untuk tekstil printing bermotif batik, yakni kain yang memiliki corak-corak batik tradisional maupun modifikasinya, hasil teknik cetak saring (silk screen printing) atau cetak silinder (rotary printing).
Berdasarkan produksinya, mengutip dari Kamus Mode Indonesia karya Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, Herman Yusuf, Indonesia memiliki aneka batik seperti batik banyumas, batik belanda, batik ciamisan, batik cigugur, batik dua-negeri, batik garutan, batik gaya china, batik Indonesia, batik jawa hokokai, batik kedungwuni, batik kraton, batik lasem, batik lurik, batik madura, batik pagi-sore, batik pekalongan, batik pesisir, batik sudagaran, batik tiga negeri, batik van zuylen, batik wonogiren.
Berdasarkan teknik pembuatan yang berbeda itu pula, yang berkonsekuensi pada harga, maka dikembangkan batikmark, suatu tanda yang menunjukkan identitas dan cirri batik buatan Indonesia, yang terdiri atas tigajenis, yakni batik tulis, batik cap, dan batik cap-tulis (kombinasi), dengan Hak Cipta Nomor 034100 Tanggal 5 Juni 2007.
Batikmark memberikan kepastian hukum bagi produsen dan konsumen terhadap keaslian dan mutu produk yang diperdagangkan.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...