Kudeta di Turki Gagal
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Pasukan yang setia kepada Presiden Turki telah mematahkan upaya kudeta faksi militer yang mulai dilancarkan pada Jumat (15/7) malam, dengan puluhan jiwa terbunuh.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sedang di Mongolia ketika tank meluncur ke jalan-jalan di Ankara dan Istanbul. Dia segera terbang pulang lebih awal hari Sabtu (16/7) dan menyatakan kudeta telah gagal.
Pasukan keamanan menangkap ribuan orang seperti janji Erdogan pada mereka yang bertanggung jawab "akan membayar harga yang berat karena telah berkhianat.” Lima jenderal dan 29 kolonel ditahan, sedangkan 2.745 hakim dicopot dari jabatan.
Polisi Turki menangkap tentara yang terlibat dalam kudeta di Taksim Square. (Foto: EPA/Tolga Bozoglu)
Erdogan, muncul di televisi melalui ponsel, mengajak para pendukung turun ke jalan untuk membela pemerintah, dan banyak yang mendengarkan seruannya.
Massa berhadapan dengan pasukan yang memblokir jembatan di atas Selat Bosporus, yang menghubungkan sisi Asia dan Eropa di Kota Istanbul.
Sabtu dini hari kudeta mulai melemah, dimana polisi, tentara dan warga sipil yang setia kepada pemerintah berhadap-hadapan dengan kelompok pengkudeta.
Perdana Menteri Benali Yildirim mengatakan 161 orang tewas dan 1.440 terluka dalam kekerasan semalam. Dia mengatakan 2.839 simpatisan (tentara) komplotan ditahan. Sumber di kantor kepresidenan, mengatakan 161 korban tersebut "tidak termasuk penyerang.”
Yildirim mengatakan malam itu sebagai "noda hitam di demokrasi Turki" dan berjanji para pelaku "akan menerima hukuman selayaknya.” (apnews.com)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...