Kunjungan Presiden ke Papua Tak Memberi Manfaat bagi Masyarakat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisioner Komnas HAM RI Natalius Pigai menilai kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Papua tidak memberi manfaat bagi masyarakat Papua.

“Selama dua tahun Presiden Jokowi banyak melakukan kunjungan kerja ke Papua. Semua kunjungan Presiden Jokowi terkesan tidak memberi manfaat, dan hasilnya sampai sejauh ini belum pernah ada kebijakan yang dirasakan secara langsung oleh rakyat Papua,” kata Natalius dalam pesan tertulis yang diterima satuharapan.com, hari Senin (17/10) malam.

Adanya kesan permusuhan dengan pemimpin daerah memberi kontribusi dalam disharmoni Jakarta dan Papua. Adanya fakta peristiwa pelanggaran HAM terhadap kurang lebih 5.000 orang Papua yang ditangkap, dianiaya, disiksa, dan dibunuh hanya dalam dua tahun masa pemerintahannya menunjukkan bukti bahwa menciptakan tanah Papua damai dengan penyelesaian pelanggaran HAM masih sebatas kata-kata.

Eskalasi berbagai soal juga meningkat, khususnya sorotan dunia internasional terhadap kondisi HAM di Papua.

“Program membangun pasar mama-mama yang didengungkan, sampai sekarang tidak pernah ada yang tuntas. Kalau kunjungan kerja tersebut tidak substansial, maka sebagai putra Papua dan pembela hak asasi manusia, dengan tegas saya menolak kunjungan Presiden ke Papua untuk tiga tahun mendatang,” kata dia.

Salah satu kegagalan Presiden Jokowi untuk memberi manfaat dalam kunjungan kerja ke Papua, menurut penilaian Natalius, disebabkan tidak adanya grand design dan time frame soal penyelesaian masalah Papua secara komprehensif, sehingga berjalan tanpa arah. Ia membandingkan dengan kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (almarhum), yang sekali melakukan kunjungan ke Papua terjadi perubahan signifikan dalam berbagai dimensi pembangunan.