Kunjungi Kebun Raya Bogor, Putri Astrid Tanam Pohon Bambu
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Putri Astrid dari Belgia mengunjungi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT Kebun Raya LIPI), atau yang kerap disebut Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (16/3). Kunjungan itu merupakan salah satu bagian dari kegiatan lawatannya ke Indonesia.
Putri Astrid adalah cucu Ratu Astrid dan Raja Leopold III dari Kerajaan Belgia.
Dalam kunjungan tersebut, Putri Astrid menyempatkan untuk menanam pohon bambu Bambusa Lako Widjaja (Poaceae) di salah satu sudut Kebun Raya Bogor. "Saya senang berada di sini karena banyak pepohonan rindang dan hijau. Saya berharap pohon bambu ini nanti dapat tumbuh subur dan kokoh seperti pepohonan yang lain,” kata Putri Astrid di sela-sela penanaman pohon bambu.
Penanaman pohon bambu itu, menurut Putri Astrid, kembali mengingatkan kenangan dan perasaannya pada masa lalu terutama dengan neneknya yang telah menjalin ikatan erat antara Pemerintah Belgia dan Kebun Raya Bogor, yang saat itu bernama s'Lands Plantentuin te Buitenzorg.
Saat berkeliling Kebun Raya, Putri Astrid tidak segan berhenti sejenak untuk menikmati keunikan suatu pohon koleksi yang menarik perhatiannya. Saat rombongan mengunjungi Astrid Avenue atau Jalan Astrid, Putri Astrid pun turun dari kendaraan dan berpose di papan penunjuk jalan yang bertuliskan nama neneknya tersebut.
Ikatan Emosional
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan kunjungan Putri Astrid kali ini memperkuat kembali ikatan emosional antara Indonesia dan Belgia. “Penanaman pohon bambu jenis baru yang belum pernah ada di Kebun Raya Bogor oleh Putri Astrid merupakan lambang kepeduliannya pada keanekaragaman hayati sekaligus mempererat lagi hubungan yang pernah ada,” kata Enny saat menerima kunjungan Putri Belgia tersebut.
LIPI tentu senang dan berharap kunjungan itu mempererat lagi hubungan antara Kebun Raya Bogor dan Kerajaan Belgia. "Hubungan emosional tersebut telah terbentuk sejak puluhan tahun yang lalu pada saat kakek dan nenek Putri Astrid berkunjung ke sini untuk berbulan madu pada tahun 1928," Enny menambahkan.
Tepat setahun setelah kunjungan itu, Enny melanjutkan, dibuatlah flower bed dari bunga tasbih (Canna hibrida). “Warna-warna bunga, kelopak dan daun disusun mewakili bendera Belgia, yakni merah, kuning, hitam. Flower bed tersebut ditanam dalam 29 petak sepanjang 100 meter sebagai simbol tahun 1929,” Enny menjelaskan.
Sejak saat itu, setiap sudut di Kebun Raya Bogor memiliki arti tersendiri bagi keluarga Putri Astrid. Bahkan untuk menandai keeratan hubungan antara Kebun Raya Bogor dan keluarga Kerajaan Belgia itu, salah satu jalan di Kebun Raya Bogor pun diberi nama Jalan Astrid (Astrid Avenue).
Kepala PKT Kebun Raya LIPI, Didik Widyatmoko, menambahkan LIPI berupaya tetap menjaga dan merawat Jalan Astrid dan jajaran bunga tasbihnya sebagai bagian penting untuk terus menjaga ikatan emosional hubungan kedua negara. “Bunga-bunga tetap dirawat, nama jalannya pun tetap diabadikan hingga kini dan nanti sebagai warisan dan sejarah hubungan yang baik antara Indonesia dan Kerajaan Belgia,” dia menjelaskan.
Mendekati 100 tahun Jalan Astrid, Didik berharap hubungan baik itu dapat berlanjut menjadi hubungan kerja sama perkebunrayaan kedua negara. “Hampir seabad keberadaan Jalan Astrid, saatnya kini memikirkan kerja sama konkret antara LIPI dan pihak Kerajaan Belgia terkait perkebunrayaan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan,” katanya. (lipi.go.id)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...