Kurma, Buah Ramadan Kaya Nutrisi
SATUHARAPAN.COM – Kurma menjadi bagian penting begitu memasuki bulan Ramadan. Diyakini berasal dari Teluk Persia, menurut Wikipedia, dan sudah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke era Prasejarah Mesir, pohon kurma boleh dikatakan “penyelamat” hidup bagi warga Timur Tengah. Bukti arkeologi menyebutkan budidaya kurma di bagian Arab timur dilakukan sejak tahun 6000 SM.
Buah kurma kaya nutrisi. Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Dalam kehidupan kuno, tanpa pohon kurma, sulit dapat bertahan hidup di alam yang didominasi gurun pasir yang sangat panas dan gersang. Bangsa Mesir Kuno, contohnya, selain mengkonsumsi langsung buahnya, juga menggunakan buahnya untuk menjadi anggur.
Keunggulan kurma juga digambarkan dalam Kitab Suci agama Kristen. Pemazmur dalam Kitab Perjanjian Lama, seperti dikutip dari sarapanpagi.org, menyebutkan, “Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon” (Mazmur 92:13). Ayat seterusnya menggambarkan pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar.
Seiring perkembangan zaman, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar selatan dan barat daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol, dan Italia. Bangsa Spanyol kemudian memperkenalkan kurma di Meksiko dan California, di sekitar Mission San Ignacio, pada tahun 1765.
Kurma adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix. Bentuk buahnya lonjong, berdaging, rasanya manis, dan berbiji satu.
Ahli gizi IPB, Dr Hardinsyah MS, Direktur Klinik Konsultasi Gizi dan Klub Diet IPB, seperti dikutip dari litbang.pertanian.go.id, mengatakan kurma mengandung zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun dalam jumlah yang serbasedikit. Kebiasaan Nabi Muhammad SAW mengonsumsi kurma segar dan kurma tidak segar (kering) saat berbuka puasa, memberikan manfaat yang optimal.
Kurma menurut Wikipedia memiliki nama ilmiah Phoenix dactylifera, dan dalam bahasa Arab dikenal dengan nama tamar.
Pohon kurma berukuran sedang, dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal.
Daunnya menyirip, memiliki duri pada tangkainya. Bentuk buahnya lonjong-silinder, dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, bergantung pada jenisnya. Kurma memiliki biji tunggal.
Buah kurma dikelompokkan menjadi tiga golongan utama, yaitu lunak (contohnya Barhi, Halawy, Khadrawy, Medjool), semikering (Dayri, Deglet Noor, Zahidi), dan kering (Thoory), jenis buah ini bergantung pada kandungan glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang dikenal di seluruh dunia dengan menggunakan penamaan Arab, yaitu, kimri (muda), khalal (berukuran penuh), rutab (matang, lembut), tamr (matang, dikeringkan dengan bantuan matahari).
Khasiat Herbal Kurma
Buah kurma menurut Hardinsyah yang meraih gelar doktornya di University of Queensland, Australia, juga mengandung potasium yang tinggi. Potasium, kata Hardinsyah, bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta membersihkan karbon dioksida dalam darah.
Potasium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul syaraf. Berbagai mineral yang diperoleh dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit dalam cairan tubuh.
Penelitian-penelitian dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk menggali khasiat dan manfaat kurma. Penelitian yang dilakukan Novia Fefti, Oktavia Dewi, Arifah Sri Wahyuni, di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, contohnya, ditujukan untuk mengetahui efek antioksidan ekstrak etanol buah kurma Sukkari pada tikus jantan yang diinduksi parasetamol. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya penurunan kadar MDA (malondialdehid). MDA adalah metabolisme lipid/lemak yang signifikan pada ketiga kelompok yang diberi dosis esktrak kurma.
Ady Try Himawan Zen, Danis Pertiwi, Chodidjah, di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, juga meneliti kurma untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kurma terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet rendah zat besi. Hasil uji menunjukkan sari kurma dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet rendah zat besi.
Buah kurma secara empiris, merupakan salah satu buah yang dapat meningkatkan jumlah trombosit. Untuk itu Lina Wijayanti dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa buah kurma terhadap peningkatan jumlah trombosit pada tikus yang diinduksi oleh kotrimoksazol.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...