Kurs Dolar Datar Jelang Keputusan Kebijakan Fed
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Kurs dolar AS diperdagangkan hampir datar terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa atau Rabu (29/1) pagi WIB, menjelang keputusan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve yang banyak diperkirakan akan kembali mengurangi stimulusnya.
Para ekonom yakin Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengesampingkan angka pekerjaan Desember yang mengecewakan dan turbulensi di pasar negara-negara berkembang serta mengumumkan pengurangan 10 miliar dolar AS dalam program pembelian obligasinya pada Rabu waktu setempat, menjadi 65 miliar dolar AS per bulan.
Tetapi mereka mengatakan bahwa itu sudah dibangun ke dalam harga valas, dan kuncinya akan menjadi bagaimana The Fed menggambarkan pertumbuhan ekonomi AS, di tengah beberapa data yang bertentangan baru-baru ini.
Pada pukul 22.00 GMT (Rabu pukul 05.00 WIB), euro diperdagangkan di 1,3667 dolar, dibandingkan dengan 1,3670 dolar pada akhir Senin.
Dolar sedikit lebih tinggi menjadi 102,97 yen dari 102,56 yen, dan euro naik menjadi 140,73 yen dari 140,21 yen.
Sementara itu dolar dibeli 0,8973 franc Swiss, dibandingkan dengan 0,8969 franc pada Senin.
Pound Inggris datar di 1,6580 dolar, setelah London melaporkan ekonomi Inggris tumbuh 0,7 persen pada kuartal akhir 2013, untuk tahun penuh tumbuh 1,9 persen, laju tercepat dalam enam tahun.
Pasar secara luas memperkirakan pemotongan kedua program pelonggaran kuantitatif Fed (QE), setelah pengurangan stimulus pertama pada Desember.
Para analis Barclays mengatakan mereka tidak melihat pemotongan baru 10 miliar dolar AS menjadi penggerak pasar.
"Sebaliknya, kejutan akan berasal dari penggambaran ekonomi oleh Fed dan implikasi untuk siklus kenaikan," kata mereka dalam catatan penelitian, mengacu pada prospek jangka panjang untuk tingkat suku bunga acuan The Fed.
"Mengingat penguatan data aktivitas sejak FOMC Desember, kami memperkirakan Fed untuk meningkatkan penilaian ekonominya," kata mereka.
Dalam kasus ini, mereka menambahkan,"itu akan menyampaikan bahwa Fed tetap di jalur untuk keluar dari QE dengan kecepatan tetap, yang dapat dianggap sebagai hawkish."
Anggota FOMC telah berulang kali menjelaskan bahwa mereka tidak memperkirakan kenaikan suku bunga dari tingkat ultra-rendahnya, sekarang 0-0,25 persen, sebelum 2015.
Tetapi Barclays berpikir persepsi pasar dari kerangka waktu ini bisa berubah jika FOMC menggambarkan keadaan yang lebih cerah.
Sementara itu analis Barclays juga mengatakan mereka memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memutuskan penurunan suku bunga acuannya pada Februari atau Maret, yang dapat melemahkan
euro terhadap dolar. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...