La Via Campesina Mengecam Climate Smart Agriculture PBB
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Keluarga petani, migran, pekerja pedesaan, adat, dan pemuda La Via Campesina mengecam Climate Smart Agriculture yang diberikan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) kepada para tani sebagai solusi untuk perubahan iklim dan sebagai mekanisme untuk pembangunan berkelanjutan.
Seperti yang dikutip dari siaran pers La Via Campesina, Senin (29/9). Pasalnya menurut petani sudah jelas bahwa ini kepura-puraan dalam menangani kemiskinan yang tiada surut di pedesaan dan dampak perubahan iklim, proyek Climate Smart Agriculture. Menurut petani ini merupakan hal yang tidak ada yang baru sebaliknya, ini merupakan kelanjutan dari proyek pertama revolusi hijau di tahun 1940 oleh proyek-proyek penanggulangan kemiskinan bank dunia dan kepentingan perusahaan yang terlibat didalamnya.
Petani beranggapan proyek yang disebut revolusi hijau banyak menghancurkan ekonomi petani, khususnya di belahan dunia bagian selatan, sampai-sampai negara seperti Meksiko misalnya, yang mandiri dalam produksi pangan, menjadi tergantung pada belahan bagian utara untuk memberi makan populasi mereka dalam bebberapa dekade singkat.
Hasil proyek ini yang didikte oleh kebutuhan modal industri untuk ekspansi bisnis mereka adalah suatu pencaplokan produsen dan produksi pertanian tradisional, serta infiltrasi mereka untuk menerapkan pertanian industrial dan rezim pangan pada saat ini.
Sebuah rezim yang didasarkan pada peningkatan penggunaan bahan kimia beracun, tergantung pada input bahan bakar fosil dan teknologi, peningkatan eksploitasi pekerja pertanian dan pedesaan, namun menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati; suatu sistem pangan yang kini di bawah kendali perusahaan dan petani industri besar yang sejatinya adalah penerima manfaat utama dari proyek ini.
Pemerhati tani mengidentifikasi ini sebagai bagian dari proses dari projek penyesuaian struktural ‘ hijau; yang lebih besar yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi dan elit politik di dalam era krisis atau masa sulit, karena mereka telah kehabisan tempat-tempat lain untuk investasi keuangan spekulatif besar dan sekarang melihat pertanian dan lahan pertanian sebagai lahan baru .
Pertanian cerdas iklim dimulai dengan penipuan dengan tidak membuat perbedaan antara efek negatif dari pertanian industri dan sebuah solusi nyata yang ditawarkan oleh pertanian petani berkelanjutan tradisional yang telah memberikan kontribusi untuk mengentaskan kemiskinan, kelaparan dan remediasi perubahan iklim.
Sama halnya seperti di masa lalu, pemerhati tani dan para tani siap untuk melawan solusi palsu kapitalis “ekonomi hijau” dan untuk solusi nyata untuk perubahan iklim dan kemiskinan, melalui tuntutan tani untuk iklim dan keadilan lingkungan.
Gerakan Petani Internasional (GPI) menyerukan kepada semua gerakan sosial berkumpul di New York untuk mengecam pertanian cerdas iklim sebagai solusi palsu, menentang peluncuran Global Alliance for Climate-Smart Pertanian oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di KTT Iklim PBB di New York City pada tanggal 23 September 2014.
Editor : Bayu Probo
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...