Labirin Rasa: Strategi Marketing yang Menggoda
SATUHARAPAN.COM – Dunia perbukuan Indonesia memang lesu, tetapi konsep marketing novel Labirin Rasa, unik dan menggoda: menulis resensi berhadiah smartphone. Rencananya, pengumuman pemenang akan dilakukan pada Sabtu, 28/9 di Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Novel ini adalah karya pertama Eka Situmorang.
Kisahnya adalah tentang perempuan bernama Kayla Ayu, yang tomboi, penyuka travelling lintas alam. Ia juga dikenal tidak senang merawat tubuh seperti layaknya perempuan kebanyakan. Omongannya juga ceplas-ceplos.
““Biarpun gak secakep artis, nggak selangsing model, nggak sepintar Habibie, tapi yang pasti gue happy,” kata Kayla.
Namun, dunia Kayla menjadi berubah karena ia jatuh hati kepada laki-laki bernama Ruben. Ruben blasteran sehingga punya warna mata hijau. Dalam kisah itu, Kayla percaya Ruben adalah titisan pelindung dirinya yang dikirim kakeknya.
Saking jatuh cinta, Kayla menguntit Ruben ke mana pun: ke Prambanan, Kaiurang di Yogyakarta. Bahkan, sampai ke Medan pun ia ikut.
“Terkadang, obat terbaik dari hati yang gelisah adalah duduk diam mendengarkan dan memberikan pelukan saat dibutuhkan,” kata Kayla di tengah “perburuannya” itu.
Konon, kisah Kayla Ayu ini sebagian terinspirasi oleh kehidupan sang penulis sendiri. Setidaknya, profil penulis yang senang travelling.
Labirin Rasa, novel tentang cinta ini rencananya akan diluncurkan Sabtu, 28 September 2013 di Gramedia Matraman. Menariknya, sebelumnya diadakan lomba menulis resensi novel ini secara online. Bekerja sama dengan operator seluler nasional, lomba ini selain berhadiah paket buku, berhadiah juga telepon seluler yang saat ini sedang populer: Windows Phone.
Harapannya, dengan strategi ini, penjualan akan tergenjot. Apakah ini sekadar strategi marketing? Kepada satuharapan.com, Eka mengungkapkan, “Awal mula lomba resensi ini adalah—setelah menerbitkan novel—saya menerima kesan, pesan, dan input dari para sahabat melalui social media.” “Respons para sahabat yang tersebar dan kurang terdokumentasi dengan baik itu sangat berarti buat saya. Nah, setelah berdiskusi dengan penerbit, maka diselenggarakan lomba resensi novel Labirin Rasa,” katanya.
“Dari sisi saya sebagai penulis serta dari sisi penerbit, lomba ini adalah salah satu bentuk apresiasi kami bagi para pembaca yang memberi opini terhadap novel ini. Dari sisi pembaca, lomba ini merupakan salah satu media beropini untuk mengemukakan kesan, pesan dan input yang didapat setelah membaca Labirin Rasa,” perempuan dengan akun twitter @ceritaeka ini.
Berita terbaru dan cara mengikuti resensi ini dapat kita ikuti dengan mengetik tagar #labirinrasa di media sosial Twitter dan Facebook.
Judul: Labirin Rasa
Penulis: Eka Situmorang-Sir
Tebal: 400 halaman
Penerbit: Wahyu Media
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...