Lagi, 19 Tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir Ditangkap
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 19 lagi tokoh Ikhwanul Muslimin ditangkap oleh aparat keamanan Mesir pada Kamis (22/8). Termasuk di antara mereka adalah juru bicara resmi kelompok ini, Ahmed Aref. Mereka dituduh menghasut kekerasan sektarian.
Penangkapan ini menyuusul penangkapan terhadap pemimin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, pada hari Selasa. Dilaporkan, Aref ditangkap di Nasr City, Kairo Timur, hari Kamis. Jaksa memerintahkan penahanannya selama 15 hari.
Tokoh lain adalah Hassan El-Prince dan Fathi Shehab yang ditangkap di Kairo. Hal ini disampaikan oleh Ikhwanul Muslimin dan juga disebutkan oleh sumber-sumber di keamanan. El-Prince ditangkap saat turut berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Morsi, adalah anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin dan juga Wakil Gubernur Alexandria.
Shehab, mantan anggota parlemen dari partainya Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan. Dia ditangkap di sebuah apartemen di New Cairo. Sumber-sumber keamanan juga menyebutkan penangkapan pemimpin Ikhwanul Muslimin dan mantan anggota parlemen, Ahmed Abu-Baraka, di sebuah apartemen di Sayyeda Zeinab di Kairo Pusat. Abu-Baraka adalah anggota Biro Bimbingan Ikhwanul Muslimin.
Mostafa Taher Ghoneim, anggota lain dari biro tersebut dan pemimpin organisasi untuk wilayah Delta Nil, juga ditangkap pada hari Kamis. Kemudian, Abdel-Moneim Mohamed Amin, mantan kepala Organisasi Nasional Bawah Tanah, sebuah otoritas milik negara yang menjalankan Metro Mesir, juga ditangkap, seperti disebutkan oleh situs berbahasa Arab, Al-Ahram.
Amin adalah salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin yang melarikan diri dari penjara Wadi Al-Natroun selama revolusi Januari 2011 bersama Mohammed Morsi. Beberapa dari mereka yang terlibat dalam pelarian dari penjara sekarang menghadapi tuduhan yang sama.
Di Provinsi Beheira di Delta Nil, tokoh Ikhwanul Muslimin, Mohammed Nagui, ditangkap dan didakwa dengan tindak kekerasan, termasuk pembakaran gedung kantor Gubernur dan beberapa mobil polisi.
Tokoh lainnya adalah Profesor Ashraf El-Tabei Ezzedine, seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin dari Damietta. Berita penangkapannya dilaporkan oleh kantor berita negara, MENA. Ezzedine adalah presiden sekolah kedokteran Al-Azhar di New Damietta dan ditangkap di rumah sakit Shorouk, miliknya dan di mana dia menjalankan praktik dokter.
Dia dituduh menghasut kekerasan dalam bentrokan yang meletus setelah pembubaran aksi pendudukan oleh pendukung Morsi di Damietta pada akhir Ramadhan.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin lokal, Abdel-Rahman Youssef, ditangkap di kota kelahirannya di Suez. Pasukan keamanan mengatakan kepada MENA, dia dituduh menghasut kekerasan dan bersama preman menyerang polisi dan tentara.
Di Provinsi Kafr Al-Sheikh, tujuh tokoh Ikhwanul Muslim setempat ditangkap. Empat di antaranya adalah pengkhotbah di masjid-masjid. Menurut kantor berita MENA, mereka didakwa dengan tuduhan menghasut untuk melawan tentara dan memberitakan diskriminasi. Tiga lainnya adalah kepala cabang Ikhwanul Muslimin di wilayah provinsi tersebut. (ahram.org.eg)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...