HRW Mendesak Mesir Untuk Melindungi Gereja dan Mengakhiri Hasutan Ikhwanul Muslimin
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Mesir harus melindungi gereja dan keluarga Kristen serta tempat-tempat usaha dari serangan, dan kelompok sektarian Islamis diminta berhenti menghasut dengan kekerasan. Hal ini disampaikan Pengawas Hak Asasi Manusia (Human Rights Watch/HRW) pada hari Kamis (22/8).
Kelompok itu mengatakan telah mendokumentasikan serangan terhadap 42 gereja dan puluhan lembaga Kristen, sekolah dan rumah, serta tempat-tempat usaha milik orang Kristen di seluruh negeri.
Dikatakan sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dalam kekerasan sektarian, yaitu tiga orang Kristen dan satu Muslim.
Serangan terhadap minoritas Kristen Mesir telah meningkat sejak 3 Juli setelah penggulingan presiden Mohammed Morsi. Serangan secara dramatis meningkat sejak 14 Agustus setelah pembubaran kampanye dua kelompok pro-Morsi di ibukota.
Pemerintah Tidak Ambil Tindakan
HRW mengatakan pemerintah telah benar-benar gagal melindungi orang Kristen dalam hal mengatasi kekerasan dan mencegah serangan lebih lanjut, terutama terkait kelompok Islamis, termasuk Ikhwanul Muslimin Morsi,.
“Selama berminggu-minggu, semua orang bisa menyaksikan serangan terus terjadi, dengan anggota Ikhwanul Muslimin menuduh Kristen Koptik merupakan otak dari penggulingan Mohammed Morsi, tetapi pihak berwenang tidak ada upaya sedikitpun untuk mencegah mereka,” kata Joe Stork, pemimpin kelompok aktivis pelaksana Timur Tengah.
“HRW mencatat sebagian besar dari 42 kasus yang terjadi, baik polisi maupun militer sudah hadir di awal atau selama serangan itu berlangsung,” kata Stork.
Hal senada juga disampaikan seorang imam di provinsi Minya, mengatakan kepada kelompok aktivis bahwa ia telah memanggil polisi dan layanan darurat beberapa kali ketika massa menyerang gereja, tapi tidak ada yang datang.
Seorang uskup mengatakan kepada kelompok aktivis, bahwa ia telah menghubungi pejabat pemerintah senior untuk memohon bantuan, dan meskipun mereka berjanji untuk mengirim perlindungan, namun tidak ada satupun yang datang.
Hasutan dan Tuduhan
Sementara HRW mengkritik pemerintah karena gagal melindungi orang Kristen, kelompok Islamis negara Mesir juga layak disalahkan karena menghasut.
“Mereka datang setelah berminggu-minggu wacana sektarian pendukung Ikhwanul Muslimin pada dua kegiatan kampanye protes pro-Mursi,” kata kelompok aktivis.
Beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin telah dihukum terkait serangan tersebut, peran Koptik juga diharapkan dalam penumpasan serangan yang sedang berlangsung,” kata HRW.
“Sementara para pemimpin Ikhwanul Muslimin hanya sedikit yang dihukum karena serangan ini, mereka juga patutnya memberitahu pengikut kelompok Ikhwanul Muslimin untuk menghentikan menghasut bahwa kelompok minoritas Koptiklah yang bertanggung jawab atas kekerasan,” kata Stork.
Koptik terdiri dari 6 sampai 10 persen penduduk Mesir, dan merupakan denominasi Kristen terbesar di negara ini. Namun, ada juga Katolik Roma, Anglikan, Kasdim, Katolik Yunani, Ortodoks dan berbagai kelompok Protestan ada di negara ini. Beberapa dari mereka juga mengalami serangan terhadap gereja-gereja atau lembaga yang terkait gereja. (alarabiya.net)
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...