Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:25 WIB | Jumat, 23 Agustus 2013

Suriah Harus Kooperatif untuk Penyelidikan Kasus Senjata Kimia

Suriah Harus Kooperatif untuk Penyelidikan Kasus Senjata Kimia
Warga Suriah meratapi keluarga mereka yang menjadi korban senjata kimis di Damaskus, Rabu (21/8). (Foto-foto: telegraph.co.uk, un.org).
Suriah Harus Kooperatif untuk Penyelidikan Kasus Senjata Kimia
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyampaikan penjelasan tentang pengiriman secapatnya tim penyidik senjata kimia di Suriah.

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa, Ban Ki-moon, meminta pemerintah Suriah kooperatif dan mengizinkan tim ahli PBB untuk menyelidiki tuduhan terbaru mengenai penggunaan senjata kimia.

PBB, hari Kamis (22/8) langsung mengirimkan salah satu pejabat seniornya ke Damaskus untuk urusan tersebut. Hal ini dilakukan sehari setelah diberitakan militer pemerintah Suriah menembakkan roket dengan senjata kimia di kawasan pinggiran ibu kota, Damaskus, dan menewaskan ratusan orang.

"Sekjen yakin bahwa insiden kemarin perlu diteliti tanpa penundaan," kata juru bicara Ban Ki-moon, Kamis waktu setempat. Ban disebutkan sangat terganggu dengan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.

Sebuah tim PBB saat ini berada di Suriah untuk tugas selama 14 hari dan mungkin diperpanjang, untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah  Suriah di wilayah Khan al-Asal, serta dua tuduhan lain.

Ban meminta agar tim, yang dipimpin ilmuwan asal Swedia, Ake  Sellström diberi izin dan akses yang cepat untuk menyelidiki insiden yang terjadi pada Rabu pagi (21/8) itu.

"Sebuah permintaan resmi dikirim oleh PBB kepada Pemerintah Suriah," tambah juru bicara tersebut. "Dia mengharapkan untuk menerima respon positif tanpa penundaan."

Suriah Harus Kooperatif

Ban menginstruksikan Perwakilan Tinggi Urusan Perlucutan Senjata, Angela Kane, untuk melakukan perjalanan ke Damaskus. Sebelum Pemerintah memungkinkan akses kepada tim PBB, Kane berbicara dengan Damaskus untuk memastikan Suriah kooperatif, menjaga keamanan, dan tim bekerja efisien sesuai misi.

Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, juga mendesak pasukan pemerintah dan oposisi untuk memungkinkan tim mereka memeriksa lokasi serangan yang dituduhkan. Hal itu dikategorikan sebagai sangat mendesak.

Dia menyebut bahwa tuduhan itu sangat serius. Pembunuhan terhadap ratusan warga sipil ini juga membunuh perempuan dan anak-anak.

Penasihat Khusus tentang Pencegahan Genosida, Adama Dieng, mengecam penggunaan senjata kimia ini dan mendesak akses penyelidikan “sekarang."

"Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah adalah contoh dari kejahatan di negara ini. Semua kejahatan ini harus diselidiki dengan segera, dan pelakuknya dimintai pertanggungjawaban,serta sebagai bagian integral dari solusi politik damai dan berkelanjutan untukbencana konflik di Suriah," kata Adama Dieng.

Wakil Sekretaris Jenderal Jan Eliasson penjelasan Dewan Keamanan kemarin sore dalam sesi tertutup tentang tuduhan terbaru.

Dia menekankan bahwa mereka harus dilihat dalam perspektif yang lebih besar dan lebih luas dari kebutuhan besar untuk mengakhiri permusuhan di dalam negeri melalui cara-cara politik.

Dewan Keamanan PBB menyatakan mendukung penyelidikan menyeluruh, cepat dan tidak berpihak (imparsial) terhadap kasus  penggunaan senjata kimia ini."

Sejak pertempuran dimulai Maret 2011 antara Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad, 100.000 orang telah tewas, hampir dua juta orang melarikan diri ke negara tetangga, dan empat juta warga terlantar. Sekarang ini, sedikitnya 6,8 juta  warga Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan yang mendesak, setengah dari mereka adalah anak-anak. (un.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home