Lagi, Uskup Agung di AS Mundur Sebab Tutupi Kasus Pelecehan
SATUHARAPAN.COM – Uskup Agung St. Paul dan Minneapolis dan wakilnya pada Senin (15/6) mengundurkan diri setelah jaksa mengajukan dakwaan bahwa keuskupan agung telah gagal melindungi anak-anak dari bahaya imam pedofil.
Vatikan mengatakan Paus Fransiskus menerima pengunduran diri Uskup Agung John Nienstedt dan Uskup Pembantu (Auxiliary Bishop) Lee Anthony Piche. Mereka mengundurkan diri di bawah kode hukum kanon yang memungkinkan para uskup untuk mengundurkan diri sebelum mereka pensiun karena sakit atau alasan lain yang membuat mereka tidak layak untuk menjabat.
Awal bulan ini, jaksa mendakwa Keuskupan Agung St. Paul dan Minneapolis sebagai institusi yang "menutup mata" atas laporan berulang atas perilaku tak pantas seorang imam yang kemudian dihukum karena melecehkan dua anak laki-laki. Tidak ada individu yang disebutkan dalam keluhan itu.
Pengunduran diri disampaikan pada hari yang sama dengan Vatikan mengumumkan mantan duta besarnya untuk Republik Dominika, Jozef Wesolowski akan diadili di pengadilan Vatikan atas tuduhan pelecehan seksual anak laki-laki di negara Karibia dan memiliki pornografi anak. Wesolowski, yang telah dipecat setelah dinyatakan bersalah di pengadilan hukum kanon, kini menghadapi kemungkinan hukuman penjara jika terbukti bersalah oleh pengadilan pidana Negara Kota Vatikan.
Dakwaan terhadap Keuskupan Agung St. Paul dan Minneapolis muncul setelah pengacara keuskupan—yang kemudian menjadi whistleblower—mengungkapkan ada usaha menutup-nutupi pelecehan seksual pastor di keuskupan agung itu. Ia mengatakan uskup agung dan para pejabat keuskupan berbohong kepada publik dan mengabaikan janji para uskup Amerika Serikat untuk tidak menoleransi imam yang melakukan pelecehan.
Dalam sebuah pernyataan, Nienstedt mengatakan dia mengundurkan diri untuk memberikan keuskupan agung awal yang baru. Tapi dia bersikeras ia mundur "dengan hati nurani murni mengetahui bahwa tim saya dan saya telah menempatkan protokol yang kuat untuk menjamin perlindungan anak di bawah umur dan orang dewasa yang rentan."
Dia menolak untuk mengundurkan diri baru-baru ini tahun lalu setelah mantan pegawai arsip dan pengacara kanon Jennifer Haselberger, menuduh bahwa gereja menggunakan sistem pencatatan yang kacau untuk membantu menyembunyikan latar belakang imam yang bersalah. Akibatnya, pastor itu tetap bertugas.
Dia bilang berulang kali memperingatkan Nienstedt dan para pembantunya tentang risiko membiarkan imam yang dituduh melakukan pelecehan dalam pelayanan, tetapi mereka mengambil tindakan hanya dalam satu kasus. Ketika kasus ini membesar, Haselberger bilang dia akhirnya mengakhiri rapat tentang imam itu dan kemudian mengundurkan diri.
Dalam sebuah pernyataan, Piche mengatakan: "Orang-orang dari Keuskupan Agung Saint Paul dan Minneapolis membutuhkan penyembuhan dan harapan. Saya telah menghalanginya dan jadi saya harus mengundurkan diri."
Tuntutan pidana terhadap Keuskupan Agung muncul dari kasus Curtis Wehmeyer, mantan imam di Gereja Sakramen Mahakudus di St Paul, yang menjalani hukuman penjara lima tahun karena melakukan pelecehan seksual pada dua anak laki-laki. Wehmeyer juga menghadapi penuntutan yang melibatkan anak laki-laki ketiga di Wisconsin .
Jaksa mengatakan pemimpin gereja gagal menanggapi "laporan banyak dan berulang-ulang atas perilaku mengganggu" oleh Wehmeyer dari saat ia masuk seminari sampai dia dikeluarkan dari imamat pada 2015. Pengaduan pidana mengatakan banyak orang—termasuk umat, sesama imam dan staf paroki—melaporkan masalah dengan Wehmeyer.
Beberapa hari yang lalu, Paus Fransiskus menyetujui pembentukan pengadilan baru di dalam Vatikan untuk mendengar kasus-kasus uskup yang gagal melindungi anak-anak dari imam yang melakukan seksual. Keputusan Fransiskus muncul setelah kritik bahwa Vatikan tidak pernah meminta pertanggungjawaban uskup yang mengabaikan laporan tentang imam kasar dan hanya memindahkan mereka dari paroki ke paroki daripada melaporkannya ke polisi atau menghapusnya dari pelayanan.
Pada April, Fransiskus menerima pengunduran diri Uskup AS Robert Finn, yang telah divonis di pengadilan AS tidak melaporkan dugaan pelaku pelecehan anak. (csmonitor.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...