LAI Simpan Koleksi Alkitab Terkecil di Dunia
SATUHARAPAN.COM – Kaca pembesar atau kaca bundar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring atau KBBI Online, di kbbi.web.id, adalah alat yang digunakan manusia untuk melihat suatu benda yang berukuran kecil agar lebih jelas terlihat dan kelihatan besar. Alat ini sering disebut sebagai lensa yang fungsinya mirip dengan kacamata.
Mengapa kaca pembesar atau kaca bundar menarik untuk menjadi bahan perbincangan, karena alat tersebut merupakan alat yang digunakan pengunjung museum Lembaga Alkitab Indonesia yang hendak membaca Alkitab King James Version (KJV) atau Alkitab Raja James yang terdapat dalam sebuah vitrin. Alkitab tersebut harus ditemani kaca pembesar, karena menurut penjelasan di Museum Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Alkitab tersebut merupakan koleksi Museum LAI yang berukuran terkecil di dunia yang dicetak di Inggris Raya pada 1839.
Kaca pembesar itu diletakkan di sebelah kanan Alkitab King James, yang ditempatkan di atas wadah terbuat dari kayu berpenyangga.
Alkitab tersebut dipamerkan dalam keadaan terbuka di bagian tengah, sementara pembatas buku berwarna kemerahan dan biru yang mulai pudar, terletak di sebelah kanan dan kiri. Kertas Alkitab tersebut terlihat bersih dan terawat. Alkitab tersebut disebut terkecil di dunia karena berukuran hampir serupa dengan telepon genggam BlackBerry.
Ukuran mini itu pula yang tidak memungkinkan pengunjung dapat melihat halaman-halaman Alkitab, namun pengunjung dapat melihat dengan kaca pembesar bergagang panjang dan berdiameter seukuran cangkir teh.
King James Version seperti dijelaskan di situs resminya, kingjamesbibleonline.org adalah terjemahan yang dibuat penamaannya oleh Raja James I dari Inggris Raya yang bertanggung jawab atas penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Inggris baru dalam terjemahan pada 1604.
Menurut keterangan di Museum Alkitab LAI, KJV dianggap salah satu terjemahan bahasa Inggris yang paling akurat. Pada tahun 1662 Alkitab ini mulai dibaca di berbagai gereja di Inggris. Pada tahun 1814, Alkitab ini menjadi bagian resmi di kalangan umat Kristen yang berbahasa Inggris.
Menurut keterangan di Museum Alkitab LAI, Alkitab ini adalah Alkitab berbahasa Inggris yang menggantikan Alkitab Jenewa yang telah dipakai selama hampir 400 tahun. Pada awal abad ke-17 Bishop Bible (Alkitab yang dibuat oleh Church of England) dan Great Bible (Alkitab yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Henry VIII) digunakan oleh banyak gereja di Inggris, namun banyak umat Kristiani di negara tersebut lebih memilih membeli edisi Allkitab Jenewa yang dibuat dengan mesin cetak di Inggris dan Belanda.
Menurut keterangan di Museum Alkitab LAI, Raja James I menyeponsori revisi baru Alkitab tersebut yang dimulai pada tahun 1607, untuk menghentikan perbedaan pendapat yang serius mengenai versi-versi Alkitab. Raja James memberi mandat revisi Alkitab tersebut kepada 54 orang sarjana yang melakukan revisi penerjemahan.
Pada 1611 para penerjemah menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas mereka dan Authorized Version atau King James Bible diterbitkan untuk pertama kalinya. Alkitab tersebut menjadi Alkitab nasional di Inggris Raya, dan berperan penting di kalangan umat Kristiani berbahasa Inggris sampai sekarang.
Menurut Wikipedia, Alkitab ini pertama kali diterbitkan pada 1611, dan mempunyai dampak yang sangat mendalam bukan hanya terhadap kebanyakan terjemahan bahasa Inggris yang dibuat sesudahnya, tetapi juga terhadap pemakaian bahasa Inggris baku serta kesastraan Inggris pada umumnya.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...