Lakon
Kata Yesus kepadanya, ”Pergilah dan perbuatlah demikian!” (Luk. 10:37b).
SATUHARAPAN.COM – ”Lakon” memang bisa berarti cerita yang dimainkan. Namun dalam bahasa Jawa, “lakon” bisa bermakna tokoh yang melakukan. Dalam budaya Jawa dikenal tradisi laku, yakni tindakan nyata untuk tujuan yang baik seperti berpuasa, mengendalikan hawa nafsu, dan menolong orang lain.
Dalam percakapan sehari-hari, ada ungkapan, ”Lakone..., mesti wae menang!” Artinya seorang lakon tentu menang. Dalam kebanyakan cerita film Indonesia atau Amerika, peran utama (lakon) atau protagonis pada akhirnya tentu berhasil atau menang (agak berbeda dengan film-film Eropa yang banyak berupa tragedi atau ironi).
Para tokoh yang menang itu kian jelas dalam pahlawan-pahlawan superhero, yang sekalipun sempat hampir kalah, namun akhirnya menang. Ada tokoh-tokoh yang luar biasa tangguh, seperti Zorro, Batman, Superman, Incredible Hulk. Dari Hongkong juga muncul Kera Sakti (Sun Go Kong) serta tokoh-tokoh silat. Dari Indonesia muncul tokoh-tokoh seperti Si Buta dari Gua Hantu, Saras 008.
Namun, film yang pertama kali betul menghebohkan dan menjadi pembicaraan dunia ialah film Spiderman karena kisahnya yang mengharukan: Sang Lakon harus rela menanggalkan ego dan mengambil risiko berat demi idealisme yang diperjuangkan, yakni membela kebenaran dan kemanusiaan. Dalam iklan Kick Andy, para pahlawan sesungguhnya ialah yang berani berkorban dan menolong orang lain tanpa pamrih.
Dengan demikian kini disadari bahwa kebesaran seorang bukanlah jika memiliki kekuatan, jabatan atau pangkat yang lebih besar/tinggi, namun jika mau bertindak benar. Lakon ialah pelaku, bukan hanya pewacana, pencitra, atau pembicara. Yesus sendiri mencela orang-orang Lewi dan para ahli Taurat yang tidak melakukan apa yang diajarkan. Yesus menggambarkan orang yang hanya menyebut Tuhan namun tidak melakukan ajaran-Nya seperti “orang yang membangun rumah di atas pasir yang mudah rubuh”.
Itulah sebabnya, melalui perumpamaan ”Orang Samaria yang baik hati”, Yesus mengajarkan perintah utama Allah ialah berbuat melakukan kasih itu, bukan cuma menyuarakan saja. Tindakan kasih perlu dilakukan tanpa memandang apa agamanya atau suku bangsanya. Semua sesama manusia merupakan sasaran kasih Allah dan sepatutnya menjadi sasaran kasih kita juga
Tindakan kasih juga merupakan tindakan iman karena berani mengambil risiko demi menolong orang lain, sekalipun orang itu berbeda. Oleh iman, orang yang berbuat baik itu percaya bahwa meskipun secara dunia ia bisa rugi, namun hidupnya dipelihara oleh-Nya.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...