Lansia Harus Mendapatkan Vaksin Flu Dosis Tinggi
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Para lansia lebih mungkin untuk mendapatkan manfaat dari vaksin flu dosis tinggi, untuk menangkal malaise (penyakit) musiman, yang dapat sangat berbahaya bagi orang-orang dengan usia lebih dari 65 tahun, menurut tim peneliti pada Rabu (13/8).
Temuan yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine, berasal dari percobaan pertama yang bersifat acak namun terkontrol, untuk membandingkan dosis tinggi dan dosis standar, dari vaksin flu yang diberikan terhadap lansia.
“Hingga percobaan ini dilakukan, kami belum mengetahui apakah itu akan menjadi lebih baik secara klinis atau tidak, dan sekarang kami tahu, ternyata hal tersebut berdampak lebih baik,” kata ketua tim peneliti, Keipp Talbot, asisten profesor kedokteran di Universitas Vanderbilt.
Penelitian itu didanai oleh Sanofi Pasteur, dengan membandingkan vaksin influenza tidak aktif, Fluzone High-Dose, dengan vaksin Fluzone dosis standar dari perusahaan tersebut.
Vaksin dengan dosis tinggi, mengandung antigen empat kali lebih banyak dibandingkan dengan dosis standar.
Vaksin flu dosis tinggi, 24 persen lebih efektif dibandingkan dosis standar, dalam melindungi orang-orang yang usianya sudah mencapai lebih dari 65 tahun, terhadap influenza dan komplikasinya, yang bisa mencakup pneumonia dan gagal jantung.
Peneliti juga menemukan vaksin flu dosis tinggi secara signifikan memberikan respons antibodi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dosis standar. Efek sampingnya, mencakup rasa sakit yang lebih besar pada lengan, setelah disuntik.
Penelitian itu melibatkan hampir 32.000 orang, di 126 pusat penelitian di Amerika Serikat dan Kanada.
Flu, menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun, dan lebih dari 200.000 orang menjalani rawat inap, menurut informasi dalam artikel tersebut.
“Data terbaru ini penting, karena menunjukkan respons antibodi, dalam sampel darah diterjemahkan ke dalam hasil klinis yang lebih baik, mencegah infeksi virus influenza pada penerima vaksin dosis tinggi,” ujar Nicole Bouvier, asisten profesor kedokteran, penyakit menular dan mikrobiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York. Dia tidak terlibat dalam penelitian tersebut.(Ant)
Editor : Sotyati
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...