Negara Teluk Bahas Cegah Ebola dan Ibadah Haji
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Perwakilan negara-negara Teluk bertemu di Riyadh, Arab Saudi, pada hari Rabu (13/8) untuk membahas tindakan pencegahan terhadap epidemi Ebola menjelang ibadah haji ke Mekkah pada awal Oktober.
Biro eksekutif komite menteri kesehatan Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (Gulf Cooperation Council) bertemu untuk membahas "tindakan pencegahan yang diambil oleh beberapa negara untuk melindungi warga terhadap virus Ebola ... dan juga pendekatan untuk pelaksanaan ibadah haji," kata Direktur biro, Taufik Khoja.
Ibadah haji merupakan pertemuan Muslim terbesar di dunia yang mencakup sekitar dua juta orang untuk datang ke Arab Saudi setiap tahun. Di antara mereka adalah warga dari negara-negara Afrika Barat yang terkena wabah Ebola.
Khoja mengatakan negara-negara Teluk harus bekerja sama untuk "menanggapi situasi darurat" ini dan mengatur "langkah-langkah pencegahan, termasuk larangan perjalanan dan penolakan visa dan izin kerja.”
Menteri Kesehatan Saudi, Adel Fakieh, seperti dikutip Al Arabiya, berharap pertemuan itu akan mengarah pada "langkah-langkah praktis dan realistis, tanpa melebih-lebihkan atau meminimalkan" risiko dari virus Ebola.
Dia mengatakan pihaknya dan badan-badan kesehatan masyarakat Saudi lainnya juga siap untuk musim haji tahun ini dan "memperhitungkan situasi darurat" di seluruh dunia.
Epidemi Ebola yang terburuk sejak pertama kali ditemukan empat dekade lalu, telah membunuh lebih dari 1.000 orang sejak awal tahun ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus yang tercatat mencapai 1.975 orang.
Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan bahwa, Pemerintah Liberia telah menetapkan tiga provinsi ditetapkan sebagai kawasan karantina untuk mencegah penyebaran virus Ebola. Presiden Ellen Johnson Sirleaf, pada hari senin mengumumkan Lofa sebagai provinsi ketiga yang berada di bawah aturan karantina.
Lofa county yang berada di wilaya utara utara telah dikarantina oleh tentara. “Jadi mulai sekarang, tidak ada yang akan diizinkan untuk masuk ke Lofa, tidak ada yang akan diizinkan keluar dari sana," kata Sirleaf. Sebelumnya langkah serupa diberlakukan di Provinsi Boma dan Provinsi Grand Cape Mount.
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...