Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 16:25 WIB | Selasa, 01 April 2014

Laporan: Dampak Perubahan Iklim Terjadi di Semua Benua dan Laut

Banjir melanda banyak negara sebagai salah satu akibat perubahan iklim. (Foto: Ist)

YOKOHAMA, SATUHARAPAN.COM - Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change / IPCC) mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim sudah terjadi di semua benua dan semua lautan.

Laporan itu disampaikan hari Senin (31/3) di Yokohama, Jepang. Laporan menyebutkan bahwa dunia, dalam banyak kasus, telah menghadapi risiko dari perubahan iklim.  Dalam kesimpulan disebutkan bahwa ada peluang untuk menanggapi risiko tersebut, namun sulit untuk mengelola risiko dengan pemanasan global tingkat tinggi.

Laporan perubahan iklim ini berjudul “Perubahan Iklim 2014: Dampak, Adaptasi, dan Kerentanan” (Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability) yang disusun oleh Kelompok Kerja II IPCC. Laporan itu merinci dampak perubahan iklim hingga saat ini, risiko di masa depan dari perubahan iklim, dan peluang untuk tindakan yang efektif untuk mengurangi risiko.

Sebanyak 309 penulis utama dan editor terlibat dalam laporan itu yang mengambil hasil dari 70 negara yang dipilih untuk menghasilkan laporan. Mereka meminta bantuan pada 436 penulis untuk memberikan kontribusi dengan total 1.729 ahli dan pengulas dari pemerintah.

Laporan ini menyimpulkan bahwa dalam menanggapi perubahan iklim melibatkan upaya membuat pilihan tentang risiko pada dunia yang terus berubah.

Sifat dari risiko perubahan iklim disebutkan semakin jelas, meskipun perubahan iklim juga akan terus menghasilkan kejutan. Laporan ini juga mengidentifikasi orang-orang, industri, dan ekosistem yang rentan di seluruh dunia.

Tim menemukan bahwa risiko akibat perubahan iklim berasal dari kerentanan (kurang kesiapan) dan paparan (orang atau aset dalam bahaya), tumpang tindih dengan bahaya (yang memicu peristiwa iklim atau tren). Masing-masing dari ketiga komponen ini dapat menjadi target untuk tindakan yang cerdas untuk mengurangi risiko.

"Kita hidup di era manusia membuat perubahan iklim," kata Vicente Barros, Wakil Ketua Kelompok Kerja II. "Dalam banyak kasus, kita tidak siap untuk risiko terkait iklim yang sudah kita hadapi. Investasi untuk persiapan yang lebih baik dapat akan menjadi dividen pada masa depan," kata dia.

Adaptasi untuk mengurangi resiko perubahan iklim sekarang mulai terjadi, tapi dengan fokus pada reaksi terhadap peristiwa masa lalu daripada mempersiapkan masa depan yang berubah, kata Chris Field, Wakil  Ketua Kelompok Kerja II lainnya.

" Adaptasi perubahan iklim bukan merupakan agenda eksotis, dan belum pernah dicoba. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat di seluruh dunia sedang membangun pengalaman dengan adaptasi," kata Field.

"Pengalaman ini merupakan titik awal untuk lebih berani, lebih ambisius dalam adaptasi yang akan menjadi penting, karena iklim dan masyarakat terus berubah. Risiko di masa mendatang dari perubahan iklim sangat bergantung pada jumlah perubahan iklim di masa depan,” kata dia.

Peningkatan pemanasan meningkatkan kemungkinan dampak yang parah dan meluas yang mungkin mengejutkan. "Dengan tingkat pemanasan yang tinggi akibat pertumbuhan terus emisi gas rumah kaca, risiko akan berkembang serius, investasi dalam adaptasi akan menghadapi keterbatasan," kata Field.

Dampak yang diamati perubahan iklim sudah mempengaruhi pertanian, kesehatan manusia, ekosistem di darat maupun di lautan, pasokan air, dan mata pencaharian sebagian orang. Hal mencolok dari dampak yang diamati adalah bahwa hal itu terjadi dari daerah tropis sampai ke kutub, dari pulau-pulau kecil untuk benua besar, dan dari negara-negara terkaya ke yang termiskin.

"Laporan ini menyimpulkan bahwa orang, masyarakat, dan ekosistem rentan di seluruh dunia, tetapi dengan kerentanan yang berbeda di tempat yang berbeda. Perubahan iklim sering berinteraksi dengan tekanan lain yang meningkatkan risiko," kata Field.

Adaptasi dapat memainkan peran kunci dalam mengurangi risiko ini, kata Barros. "Alasan adaptasi begitu penting adalah bahwa dunia menghadapi sejumlah risiko dari perubahan iklim sudah dimasukkan ke dalam sistem iklim, akibat emisi masa lalu dan infrastruktur yang ada," kata Barros.

Lapangan itu menambahkan, "Memahami bahwa perubahan iklim merupakan tantangan dalam mengelola risiko membuka berbagai peluang untuk mengintegrasikan adaptasi dengan pembangunan ekonomi dan sosial dengan inisiatif untuk membatasi pemanasan di masa depan.”

Rajendra Pachauri, Ketua IPCC, mengatakan, "Laporan Kelompok Kerja II merupakan langkah maju yang penting dalam memahami bagaimana mengurangi dan mengelola risiko perubahan iklim. Seiring dengan laporan dari Kelompok Kerja I dan Kelompok Kerja III, laporan... menyediakan pilihan untuk solusi."

Kaporan Kelompok Kerja III akan dirilis pada April 2014. Dan laporan IPCC diakhiri dengan publikasi Laporan Sintesis pada bulan Oktober 2014. "Laporan IPCC adalah usaha ilmiah yang paling ambisius dalam sejarah manusia, dan Saya kagum dengan dan berterima kasih atas kontribusi dari semua orang yang membuat hal itu terlaksana,” kata Pachauri. (ipcc.ch)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home