Laporan: IDF Mulai Memompa Air Laut ke Terowongan Hamas di Gaza
IDF: Ini adalah ‘ide yang bagus’, namun para aktivis lingkungan hidup dan beberapa pejabat AS telah menyuarakan keprihatinannya.
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mulai memompa air laut ke dalam sistem terowongan bawah tanah Hamas di Gaza, sebuah langkah yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan lorong dan tempat persembunyian kelompok teror Hamas Palestina dan mendorong operasinya ke atas tanah, sebuah laporan mengatakan pada hari Selasa (12/12).
Perkembangan tersebut dilaporkan oleh The Wall Street Journal, yang awal bulan ini melaporkan bahwa taktik tersebut sedang “dipertimbangkan” dan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memasang lima pompa air besar di dekat kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, yang mampu membanjiri terowongan dalam beberapa pekan dengan memompa ribuan meter kubik air per jam ke dalamnya.
Pada hari Selasa (12/12), dengan mengutip penjelasan para pejabat Amerika Serikat mengenai operasi militer Israel, media Amerika tersebut melaporkan bahwa operasi tersebut masih dalam tahap awal dan kegunaan dari taktik tersebut masih dipertimbangkan.
Dikatakan bahwa metode tersebut adalah salah satu dari beberapa metode lain yang dipertimbangkan untuk mengatasi terowongan, termasuk serangan udara, penggunaan bahan peledak cair, dan mengirimkan anjing, drone, dan robot ke dalam jaringan.
Kepala IDF, Herzi Halevi, mengatakan pekan lalu bahwa membanjiri terowongan adalah “ide yang bagus, tapi saya tidak akan berkomentar secara spesifik.”
Militer menolak mengomentari rincian operasinya untuk menghancurkan infrastruktur terowongan.
Presiden AS Joe Biden ditanyai pada hari Selasa tentang laporan tersebut. “Sehubungan dengan banjirnya terowongan… Ada pernyataan yang dibuat bahwa tidak ada sandera di salah satu terowongan ini, tapi saya tidak mengetahui faktanya,” kata Biden saat menjawab pertanyaan tentang masalah ini saat konferensi pers di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky.
“Namun saya tahu bahwa setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi, dan Israel telah menyatakan niatnya untuk menyelaraskan kata-katanya dengan tindakan,” tambah presiden Amerika tersebut.
Israel telah berjanji untuk menggulingkan Hamas setelah pembantaian tanggal 7 Oktober, di mana sekitar 3.000 teroris Palestina menyerbu melintasi perbatasan dari Gaza dan membantai sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil yang dibantai di tengah kekejaman brutal, dan menyandera sekitar 240 orang.
Pakar lingkungan telah memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap air tanah di Jalur Gaza.
Menurut laporan WSJ sebelumnya, pendapat di pemerintahan Biden mengenai taktik banjir beragam, dengan beberapa pejabat menyatakan keprihatinan sementara yang lain mengatakan mereka mendukung upaya Israel untuk menghancurkan terowongan dan belum tentu ada oposisi dari Amerika.
Kekhawatiran yang dikutip oleh surat kabar tersebut antara lain adalah potensi kerusakan pada akuifer dan tanah di Gaza, jika air laut dan zat berbahaya di dalam terowongan merembes ke dalamnya, serta kemungkinan dampaknya terhadap fondasi bangunan.
Pada tahun 2015, militer Mesir membanjiri beberapa terowongan penyelundupan di bawah perbatasan selatan Jalur Gaza.
Pekan lalu, IDF mengumumkan bahwa tentara telah menemukan lebih dari 800 terowongan di Jalur Gaza sejak awal serangan darat yang menargetkan Hamas yang dimulai pada akhir Oktober, sekitar 500 di antaranya telah hancur. (WSJ/ToI)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...