Laporan: Negara Kaya Miliki Vaksin Satu Miliar Lebih Banyak dari Kebutuhan
SATUHARAPAN.COM-Negara-negara kaya akan memiliki lebih dari satu miliar dosis vaksin COVID-19 dari yang mereka butuhkan sebanyak 2,06 miliar dosis. Ini membuat negara-negara miskin harus berebut untuk mendapatkan sisa pasokan ketika dunia berusaha untuk mengekang pandemi virus corona, menurut sebuah laporan oleh para aktivis anti kemiskinan pada hari Jumat (18/2).
Dalam analisis kesepakatan pasokan vaksin COVID-19 saat ini, “ONE Campaign” mengatakan negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat dan Inggris, harus berbagi kelebihan dosis untuk "meningkatkan" respons global sepenuhnya terhadap pandemi.
Kelompok advokasi itu, yang berkampanye melawan kemiskinan dan penyakit yang dapat dicegah, mengatakan adanya kegagalan untuk memberi miliaran orang perlindungan penting dari virus penyebab COVID-19, dan kemungkinan ini akan memperpanjang pandemi.
Laporan tersebut secara khusus melihat kontrak dengan lima pembuat vaksin COVID-19 terkemuka: Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Novavax.
Ditemukan bahwa hingga saat ini, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang telah mendapatkan lebih dari tiga miliar dosis; ini hampi satu miliar lebih banyak dari 2,06 miliar yang dibutuhkan untuk memberikan dua dosis kepada seluruh populasi di negara-negara itu.
"Kelebihan besar ini adalah perwujudan nasionalisme vaksin," kata Jenny Ottenhoff, direktur senior kebijakan “ONE Campaign.”
"Negara-negara kaya dapat dipahami untuk perlindungan telah melakukan pertaruhan pada vaksin di awal pandemi, tetapi dengan taruhan ini membuahkan hasil, perlu koreksi besar-besaran, jika kita ingin melindungi miliaran orang di seluruh dunia," tambahnya.
Analisis tersebut menemukan bahwa, bersama dengan pasokan vaksin COVID-19 lainnya yang diperoleh melalui rencana pembagian vaksin COVAX global dan dalam kesepakatan bilateral, kelebihan dosis negara kaya akan sangat membantu melindungi orang-orang yang rentan di negara-negara miskin.
Ini secara signifikan akan mengurangi risiko kematian akibat COVID-19, katanya, serta membatasi kemungkinan varian virus baru muncul dan mempercepat diakhirinya pandemi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mendesak negara-negara yang memiliki vaksin COVID-19 untuk tidak membagikannya secara sepihak, tetapi untuk menyumbangkannya ke skema COVAX global untuk memastikan keadilan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...