Laut Mediterania Makin Ganas, 7 Anak Pengungsi Tewas Tenggelam
ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Keganasan laut Mediterania semakin hebat menjelang musim dingin di wilayah Eropa dan sekitarnya. Namun, ancaman bahaya tersebut tidak dihiraukan oleh para imigran yang berasal dari Suriah dan Irak untuk menyeberang ke pantai Yunani, Italia maupun Prancis.
Banyak dari mereka yang tewas tenggelam atau mengalami hipotermia karena suhu dingin. Seperti yang terjadi pada hari Rabu (28/10), sebanyak tujuh anak tewas saat perahu yang mengangkut imigran tenggelam di laut lepas Yunani ketika petugas berjuang menyelamatkan sejumlah anak muda di tepi pantai.
Tiga orang dewasa juga meregang nyawa saat kapal mereka mengarungi lautan berbahaya yang menyeberang dari Turki. Lebih dari 200 orang, sebagian besar mengalami hipotermia, diselamatkan dari lokasi tenggelam di lepas pantai utara Pulau Lesbos Yunani.
Kemudian, pada malam harinya, seorang perempuan dan dua anak-anak ditemukan mengapung di Pulau Agathonisi Yunani yang hanya berjarak beberapa kilometer dari pantai Turki.
Selain itu, seorang bayi berusia satu tahun juga ditemukan kritis pada Rabu (28/10).
Upaya pencarian korban dilakukan oleh kapal patroli, perahu pencari ikan bahkan penduduk setempat dengan menggunakan jet ski di perairan laut Mediterania hingga malam hari seraya melawan angin kencang.
Polisi pelabuhan mengatakan bahwa belum diketahui pasti berapa orang yang masih terjebak di perairan, tempat petugas penyelamatan memberikan gambar yang menyedihkan dari sebagian besar orang yang berada di perahu yang terbalik di Pulau Lesbos.
Menurut perhitungan AFP yang diambil dari data dari polisi pelabuhan Yunani, sudah 39 imigran ditemukan tewas di perairan Yunani dalam kecelakaan terbaru bulan ini.
Eropa Harus Prioritaskan Pengungsi
Menteri Perkapalan Yunani Thodoris Dritsas menyatakan Eropa harus memprioritaskan pemukiman pengungsi yang datang dari negara mereka.
"Selama bangsa Eropa mengedepankan ego, maka penyelundup akan memperbesar jumlah kerugian bagi kehidupan pengungsi," kata dia menambahkan.
Deputi Direktur Amnesty International Eropa Gauri van Gulik mengatakan, "carut bahwa pemimpin Eropa memperkenankan rangkaian tragedi di pantai".
Sejak awal tahun, 560.000 migran dan pengungsi datang di Yunani melalui laut, lebih dari 700.000 tiba di Eropa melalui Mediterania, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Kemudian, lebih dari 3.200 orang tewas selama penyeberangan, IOM mengatakan, banyak dari mereka anak-anak.
Pada hari Rabu (29/10), misi anti-penyelundupan manusia Maritim Eropa, Operasi Sophia, menyelamatkan sekitar 1.000 migran dari enam sampan and sebuah perahu pencari ikan di lepas pantai Libya, kata penjaga pantai Italia.
Upaya penyalamatan dilakukan oleh kapal-kapal dari Italia, Inggris, Slovenia, dan Jerman, kata dia.
Operasi Sophia, di bawah koordinasi Italia, yang dirancang untuk menangkap para penyelundup dan merebut kapal mereka di Mediterania sebagai upaya Eropa untuk membendung gelombang migran yang menyeberangi lautan berbahaya.
Saat ini semua migran diselamatkan menuju Italia," kata petugas penjaga pantai Italia. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...