Lebanon Akan Minta Bantuan IMF Atasi Kriris Ekonomi
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-LEbanon akan mencari bantuan keuangan dari Dana Moneter Internasional (IMF), kata Perdana Menteri, Hassan Diab, hari Kamis (30/4), setelah pemerintah mengadopsi rencana penyelamatan ekonomi.
"Kami akan pergi ke IMF untuk meminta program," kata Diab dalam pidato langsung di televisi, menjanjikan "peta jalan yang jelas untuk mengelola keuangan publik".
Rencana itu muncul dengan latar belakang krisis ekonomi yang dalam yang pada bulan Maret negara menghadapi default utang negara untuk pertama kalinya.
Lebanon akan mencari lebih dari US$ 10 miliar dolar dalam bentuk dukungan finansial dalam bentuk hibah dan pinjaman yang telah dijanjikan oleh donor internasional pada tahun 2018, kata Diab.
Dia menambahkan bahwa rencana reformasi ekonomi, disetujui dengan suara bulat pada hari Kamis selama rapat kabinet, akan mendorong pertumbuhan ekonomi positif untuk pulih dari tahun 2022.
Tujuannya, kata Diab, adalah untuk mengurangi hutang publik Lebanon yang sangat besar menjadi kurang dari 100 persen dari PDB.
Rencana itu akan memberikan "dukungan langsung dan tidak langsung ke sektor-sektor yang membutuhkan" dan program sosial, katanya, tetapi memperingatkan bahwa "jalan di depan tidak akan mudah".
Lebanon telah meminta bantuan teknis dari IMF pada bulan Februari, untuk membantu negara itu dengan rencana reformasi ekonominya, tetapi pada tahap itu belum meminta program yang melibatkan pendanaan.
Empat puluh lima persen dari populasi Lebanon sekarang hidup di bawah garis kemiskinan, menurut perkiraan resmi, di tengah krisis ekonomi yang terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.
Lebanon adalah salah satu negara yang paling banyak hutang budi di dunia.(Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...