Lebanon Catat Kasus MERS Pertama
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Lebanon mencatat kasus pertama coronavirus MERS yang mematikan, tetapi pasien yang didiagnosis virus tersebut sudah keluar dari rumah sakit setelah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Kamis (9/5).
Kabar baru tersebut muncul ketika Arab Saudi mengumumkan empat kematian lagi, menambah jumlahnya menjadi 121 sejak kemunculan pertamanya pada September 2012.
Pada Kamis sore, seorang pasien yang berada di rumah sakit di Lebanon didiagnosis sebagai pembawa virus tersebut, kata kementerian kesehatan, namun pasien tersebut sudah meninggalkan rumah sakit setelah pengobatannya menghasilkan peningkatan signifikan pada kesehatannya.
Kementerian, melalui Menteri Kesehatan Wael Abu Faour, meminta warga tidak perlu panik. Mereka harus mengambil tindakan pencegahan normal untuk terhindar dari penyakit pernapasan tersebut.
Pihaknya melakukan penelitian untuk memastikan tidak ada epidemi di Lebanon dan mendesak para dokter serta rumah sakit untuk mengambil langkah pencegahan maksimum dan memberitahukan kementerian jika muncul kasus-kasus terkait apa pun.
Banyak warga Lebanon yang bekerja di kawasan Teluk, terutama di Arab Saudi.
Menurut cidrap.umn.edu, mengutip koran Lebanon Daily Star, Lebanon menjadi negara ke-17 di seluruh dunia, dan kedelapan di Timur Tengah bagian timur yang melaporkan kasus virus corona MERS. Negara-negara di wilayah itu yang sudah melaporkan kasus MERS adalah Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania, Oman, Kuwait, dan Mesir, selain Arab Saudi.
Di luar Arab, kasus MERS ditemukan di Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Yunani, Tunisia, Malaysia, Filipina, dan Amerika Serikat. (AFP/Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...