Lebanon dan Israel Makin Dekat pada Kesepakatan Perbatasan
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon dan Israel semakin dekat untuk menyetujui kerangka kerja di perbatasan mereka yang disengketakan, kata seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa (8/9) beberapa hari setelah kembali dari perjalanan ke wilayah tersebut.
Lebanon dan Israel secara teknis berada dalam keadaan perang, tetapi studi terbaru menunjukkan potensi cadangan gas alam lepas pantai telah menarik perhatian Washington untuk menengahi kesepakatan perbatasan kedua negara.
Beberapa utusan AS telah berusaha untuk menemukan kesamaan antara kedua negara; namun, Asisten Sekretaris Urusan Timur Dekat AS, David Schenker, mengatakan pada hari Selasa bahwa kemajuan sedang dibuat.
"Saya pikir kita semakin dekat, dan ini akan membuka peluang bagi Lebanon dan Israel untuk membuat beberapa kemajuan nyata," kata Schenker kepada wartawan dalam konferensi telepon.
Diplomat AS itu merujuk pada kesepakatan yang akan memberikan kerangka kerja untuk "benar-benar mulai bernegosiasi di perbatasan." Kerangka itu penting dan seharusnya sudah diselesaikan "lama sekali". Namun dia tidak merinci poin-poin yang menjadi kesepakatan akhir.
Sumber politik senior yang mengetahui diskusi yang sedang berlangsung antara Lebanon dan AS mengatakan bahwa Schenker diharapkan mengumumkan kesepakatan tersebut selama perjalanannya ke Beirut pekan lalu.
"Saya berharap bisa datang ke Lebanon dan menandatangani perjanjian ini dalam beberapa pekan mendatang," kata Schenker.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terus bekerja untuk mencapai kesepakatan tentang perbatasan darat, yang saat ini dipisahkan oleh Garis Biru yang dibatasi oleh PBB. Lebanon mempermasalahkan 13 dari 200 titik di sepanjang perbatasan selatannya.
Setidaknya tiga utusan AS yang berbeda telah mengerahkan upaya diplomatik yang signifikan untuk membantu menyelesaikan sengketa perbatasan laut. Pada tahun 2012, Frederic Hof, mengusulkan pembagian perairan yang disengketakan di sepanjang yang menjadi "Garis Hof". Ini akan membuat Lebanon mengambil 500 kilometer persegi dari 842.
Selama perjalanannya ke Beirut pekan lalu, Schenker menghindari pejabat Lebanon sebagai tanda frustrasi Washington terhadap elite penguasa. Ratusan ribu pengunjuk rasa Lebanon turun ke jalan Oktober lalu, menuntut diakhirinya korupsi yang mewabah di negara itu. Namun demikian, Schenker mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan penasihat tertinggi ketua parlemen Lebanon.
"Saya berharap dan saya yakin bahwa kami membuat beberapa kemajuan tambahan dan berharap untuk menyelesaikan perjanjian kerangka kerja ini sehingga Lebanon dan Israel dapat... bernegosiasi tentang perbatasan," kata Schenker kepada Al Arabiya. “Ini sudah berlangsung terlalu lama," tambahnya.
Editor : Sabar Subekti
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, Dipecat oleh Parlemen
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Majelis Nasional Korea Selatan pada hari Sabtu (14/12) melalui pemungutan sua...