Lebih 50% Warga Inggris Percaya China Bertanggung Jawab pada Pandemi COVID-19
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari separuh orang Inggris percaya bahwa China bertanggung jawab atas penyebaran cepat virus corona, menurut hasil sebuah jajak pendapat baru. Survei yang dilakukan untuk tabloid Inggris Daily Mail oleh Redfield & Wilton, menunjukkan 56% publik Inggris menganggap Beijing bertanggung jawab atas penyebaran virus COVID-19.
Jajak pendapat juga menunjukkan dukungan besar untuk larangan secara global terhadap pasar hewan "basah", karena beberapa ilmuwan percaya virus itu berasal dari pasar seperti itu di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China.
Hasil survei keluar setelah Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan pada Jumat (17/4) lalu bahwa wabah itu harus dilihat secara terperinci. “Saya pikir benar-benar harus ada penyelaman yang sangat, sangat dalam setelah review pelajaran, termasuk wabah virus, dan saya tidak berpikir kita bisa menyimpang dari itu sama sekali, itu perlu didorong oleh sains," kata Raab.
China merevisi jumlah pasien meninggal di Wuhan, tempat kasus pertama muncul, menambahkan 50% lebih banyak kasus kematian dari jumlah yang pada awalnya dilaporkan oleh pejabat. Kota itu menambahkan 1.290 kasus kematian ke penghitungan resmi, sehingga jumlah korban menjadi 3.869.
Jajak pendapat itu menemukan bahwa 26% orang Inggris tidak melihat China bertanggung jawab atas pandemi, dan sebanyak 18% responden tidak yakin.
Hampir 75% warga Inggris memilih untuk adanya larangan di seluruh dunia pada pasar hewan “basah” dan 54% mendukung gagasan penamaan virus itu sebagai "Virus Wuhan".
Setelah menyebar di kota Wuhan pada Desember tahun lalu, dan dari China, COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, telah menyebar ke setidaknya 185 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...