Lebih Baik Anak Tidur Sendiri atau Bersama Orang Tua?
SATUHARAPAN.COM - Orang tua masa kini kadang merasa bingung bagaimana baiknya bersikap kepada anak. Kadang menurut si A lebih baik mengasuh begini, menurut si B begini, si C begini. Semua berbeda pengasuhannya. Apalagi tentang membiasakan tidur sendiri atau tidur sama orang tua. Hal yang simple, tapi jadi sulit karena berbeda pendapat pada masing-masing orang. Membahas dari budaya Indonesia sendiri, hal tersebut wajar jika anak tidur satu kamar dengan orang tua. Kalau di budaya Barat, pasti orang tua di sana sudah membiasakan anak-anak mereka tidur sendiri.
Kalau membahas psikologi, balik lagi, tidak ada yang salah benar dalam pengasuhan, hanya apakah nyaman atau tidak memperlakukannya orang lain maupun diri sendiri. Sama halnya pada halnya membiarkan anak tidur sendirian atau lebih baik bersama. Sebelum dijawab, bagaimana kalau kita cari tahu dampaknya terlebih dahulu.
Jika anak tidur bersama orang tua, orang tua maupun anak akan merasa nyaman dan aman karena tidur bersama, sehingga bisa menciptakan bonding antara orang tua dengan anak. Kemudian, lebih memudahkan si ibu ketika memberikan asi ataupun menganti popok si kecil, apa lagi bayi baru lahir akan mudah terbangun di malam hari karena lapar atau pun karena popok penuh sehingga membuat si kecil tidak nyaman. Selain itu, dampak positif lainnya menurut Dr Susan Markel dalam Jurnal Biological Psychiatry, anak membutuhkan koneksi dengan orangtua terkait rasa aman, rasa nyaman, dan kehangatan.
Jika anak tidur sendiri, mengurangi Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) dimana adanya kejadian kematian bayi secara mendadak. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa SIDS lebih mudah terjadi kepada bayi baru lahir. Kemudian, anak menjadi lebih mandiri karena sudah terbiasa tidur sendiri. Untuk orangtua sendiri pun, jadi memiliki waktu private berdua pasangan dan memiliki waktu tidur yang lebih berkualitas, jika anak tidur sendiri. Beijers dkk di tahun 2018 menemukan anak yang terbiasa tidur dengan orangtua cenderung sulit bergaul, mudah merasa cemas, serta kurang mandiri. Sementara jika anak tidur sendiri, maka ia akan lebih percaya diri. Sementara, jika anak baru pindah atau tidur sendiri di usia 6 tahun, ditemukan juga adanya night walking dan lebih suka mengalami mimpi buruk.
Jika ditanya mana yang lebih baik, silakan dipertimbangkan terkait dampaknya ya. Kapan sebaiknya anak tidur sendiri? Tidur sendiri yang dimaksud adalah memiliki ranjang pribadi (room sharing) sejak lahir hingga usia 6 bulan atau 1 tahun, supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti SIDS. Kemudian, untuk tidur sendiri di kamarnya sendiri, orang tua bisa menempatkan si kecil di kamar dan menemaninya hingga tertidur dulu.
Ingat prinsip, “Bisa karena biasa”, mungkin di awal memang butuh waktu untuk si kecil beradaptasi, tapi perlahan-lahan pasti bisa. Jadi orang tua perlu melatih anak agar terbiasa dulu. Kalau dirasa anak masih takut tidur sendiri, maka orang tua bisa berikan boneka kecil sebagai teman tidur. Jika perlu bacakan dongeng bersama si boneka juga, sehingga anak merasa aman karena memiliki “teman”. Kemudian ucapkan selamat malam serta berikan goodnight kiss buat si kecil.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...