Ledakan di Xinjiang, 31 Meninggal dan 90 Luka-luka
XINJIANG, SATUHARAPAN.COM – Serangkaian ledakan menghantam sebuah pasar di Xinjiang, Cina dan membunuh 31 orang serta melukai lebih dari 90 orang, seperti yang dilaporkan media lokal pada Kamis (22/5).
Kementerian Keamanan Publik Cina mengatakan serangan tersebut sebagai “insiden kekerasan serius oleh teroris” dan bersumpah akan menindak para pelaku. Presiden Xi Jinping memerintahkan agar para teroris di balik insiden itu dihukum berat.
Dua mobil sport (SUV) menabrak kerumunan orang pada sebuah pasar terbuka di Urumqi pukul 7:50 pagi waktu setempat. Kemudian beberapa peledak dilemparkan dari dalam kendaraan itu, lapor kantor berita Xinhua.
Salah satu kendaraan itu pun kemudian meledak, menurut Xinhua yang mengutip pernyataan saksi mata yang mengaku mendengar selusin ledakan keras.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan kobaran api dan kepulan asap keluar dari ujung jalan yang dijaga petugas kepolisian. Foto-foto lainnya menunjukkan korban-korban yang terluka digotong dari lokasi terjadinya ledakan.
Semua korban selamat yang terluka itu telah dibawa ke beberapa rumah sakit di sekitar lokasi.
Serangkaian Serangan Terbaru
Serangan di pasar terjadi kurang dari sebulan setelah sebuah ledakan menghantam stasiun kereta di Urumqi. Ledakan tersebut membunuh tiga orang dan melukai 79 orang lainnya. Insiden yang disebut pemerintah Cina sebagai terorisme itu terjadi pada 30 April, beberapa saat setelah Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi wilayah yang tengah bergolak itu.
Pemerintah Cina mengaitkan sebuah serangan massal dengan menggunakan pisau yang membunuh 29 orang pada stasiun kereta di barat daya kota Kunming dengan kelompok Islam separatis dari Xinjiang.
Mereka juga menuduh kelompok separatis itu bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Beijing Tiananmen Square pada bulan Oktober lalu di mana sebuah mobil menabrak jembatan penyeberangan dan terbakar. Serangan tersebut membunuh dua orang turis dan tiga penumpang kendaraan tersebut.
Ketegangan Etnis
Para penyerang yang bersenjatakan pisau pada serangan di Kunming dan orang-orang di dalam mobil yang menabrak di Tiananmen diidentifikasi sebagai orang Uyghur kelompok etnis Turki di Xinjiang yang kebanyakan beragama Islam.
Ketegangan etnis antara orang Uyghur dan Han – jutaan orang di antaranya bermigrasi ke Xinjiang beberapa dekade terakhir – telah berulang kali terjadi dan memuncak menjadi kekerasan mematikan beberapa tahun belakangan.
Orang Uyghur mengatakan bahwa mereka tersinggung dengan perlakuan kasar pasukan keamanan Cina dan orang-orang Han yang mengambil bagian terbesar dari peluang ekonomi di Xinjiang. Etnis Han adalah kelompok etnis terbesar di Cina, yaitu 90 persen dari keseluruhan populasi.
Kekerasan paling mematikan selama beberapa dekade belakangan terjadi pada Juli 2009, yaitu ketika kerusuhan dan bentrokan antara etnis Uyghur dan Han terjadi di Urumqi. Kekerasan itu menyebabkan terbunuhnya 200 orang dan melukai 1.700 orang. (cnn.com)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...