Ledakan Hama Wereng Ancam Persediaan Pangan bagi 9,5 Juta Orang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Fenomena ledakan wereng yang diperkirakan menyerang sentra-sentra produksi padi di Pulau Jawa akan mengganggu ketersediaan pangan khususnya beras untuk 9,5 juta orang di 2014.
"Sepanjang 2013 sudah muncul titik-titik serangan wereng di sentra produksi padi di Jawa. Wereng suka dengan hujan, ramalan BMKG hampir di seluruh sentra produksi padi akan mengalami curah hujan di atas normal," kata ahli proteksi tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanu Triwidodo di Jakarta, Selasa (24/12).
Menurut dia, penggunaan pestisida secara berlebihan oleh petani justru menjadi pemicu munculnya wereng. Perkembangan hama ini akan semakin pesat di musim hujan mengingat wereng senang dengan lingkungan basah.
Dia mengatakan, berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan di Semarang pada 4-14 Desember lalu menunjukkan penggunaan aplikasi pestisida yang semakin banyak untuk mengatasi wereng membuat puso semakin luas.
"Praktik di lapangan memang ada reaksi cepat dari pihak Dinas Pertanian setempat, tapi diatasi dengan cara biasa menyemprot padi dengan pestisida secara bersama-sama. Harusnya dibuat kampanye jangan pakai pestisida kalau ada serangan wereng, ini malah jadi tambah banyak," kata dia.
Karena itu, perlu respons masif dan "komando" tegas seperti yang dilakukan pada 1986 untuk memerangi wereng, untuk mencegah terjadinya gagal panen secara besar-besaran melalui Inpres Nomor 3 Tahun 1986 tentang Penerapan Pengendalian Hama Penyakit secara Terpadu (PHT) dan Pelarangan 57 Jenis Insektisida.
Manager advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan jika ledakan wereng tidak dapat dicegah diperhitungkan gagal panen akan mencapai enam juta ton Gabah Kering Giling Petani (GKP) di akhir 2014.
Angka tersebut setara dengan 3,3 juta ton beras senilai Rp19 triliun, yang dapat dikonsumsi 9,5 juta orang. Sebanyak 1,5 juta petani diperkirakan akan kehilangan penghasilan karena gagal panen.
Ahli dari Direktorat Kajian Strategis Kebijakan Pertanian IPB Suryo Wiyono mengatakan pentingnya penyelarasan dan perbaikan kebijakan di sektor pertanian pangan. Keselarasan kebijakan diperlukan dari pemerintah pusat hingga daerah, jika tidak persoalan pertanian sulit diatasi.
Lebih lanjut, ia mengatakan pembangunan pertanian dengan pendekatan pertanian berkelanjutan dan PHT perlu dilakukan. Hal ini untuk menghindari gangguan hanya penyakit seperti dalam kasus wereng yang muncul kembali tahun 2013 ini.(Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...