Ledakan Ranjau Darat Menewaskan Sembilan Anak di Afghanistan
Sebagian besar wilayah Afghanistan dipenuhi ranjau darat, granat, dan mortir yang belum meledak akibat perang selama beberapa dekade.
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Sembilan anak tewas dalam ledakan di Afghanistan tenggara yang disebabkan oleh ranjau darat yang dipasang selama konflik selama beberapa dekade di negara itu, kata seorang pejabat provinsi, hari Senin (1/4).
Ranjau itu meledak ketika sekelompok anak laki-laki dan perempuan sedang bermain dengannya di distrik Geru, Provinsi Ghazni pada hari Minggu (31/3), kata kepala departemen informasi dan kebudayaan provinsi tersebut, Hamidullah Nisar.
“Sebuah ranjau yang belum meledak, sisa dari masa invasi Rusia, meledak saat mereka memainkannya,” kata Nisar kepada AFP “Sayangnya, ledakan ini menewaskan sembilan anak.”
Polisi Ghazni mengatakan anak-anak tersebut – lima perempuan dan empat laki-laki – berusia empat hingga sepuluh tahun.
Sebagian besar wilayah Afghanistan dipenuhi ranjau, granat, dan mortir yang belum meledak akibat konflik selama beberapa dekade, mulai dari invasi Uni Soviet pada tahun 1979, perang saudara setelahnya, dan pemberontakan Taliban selama 20 tahun melawan pemerintah yang didukung asing.
Kekerasan telah berkurang drastis sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, mengakhiri pemberontakan mereka.
Namun persenjataan dan ranjau yang tidak meledak masih sering memakan korban jiwa, dan Komite Palang Merah Internasional mengatakan anak-anak adalah korban utama.
Juga pada hari Minggu, seorang anak lainnya tewas dan lima orang lainnya terluka ketika persenjataan yang belum meledak meledak di Provinsi Herat, kata polisi setempat di platform media sosial X, sebelumnya Twitter. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...