Legalisasi Ganja untuk Pengobatan Medis Timbulkan Kebingungan di Thailand
KRABI, SATUHARAPAN.COM – Legalisasi ganja untuk pengobatan medis di Thailand, menimbulkan kebingungan tentang siapa yang boleh memproduksi dan apa persyaratan yang harus dipenuhi konsumen untuk menggunakannya secara sah. Majelis Nasional Thailand mengesahkan undang-undang itu akhir tahun lalu, tetapi undang-undang yang mengaturnya belum diterapkan.
Di seluruh Thailand, ribuan pengguna terdaftar sesuai undang-undang baru ganja medis di negara itu yang masih belum jelas.
Pejabat kesehatan, yang telah mengikuti kursus singkat tentang ganja medis, menyambut baik mereka yang mendaftar.
Poramin Niyompat, seorang apoteker pemerintah mengatakan, “Saat ini kami sedang dalam masa transisi terkait undang-undang pemerintah. Mereka bisa menggunakan dokumen itu untuk memiliki ganja sampai pemerintah mengesahkan undang-undang. Kalau undang-undang itu disahkan, pasien pengguna ganja harus berkonsultasi dengan dokter yang disediakan pemerintah,” katanya, yang dilansir Voaindonesia.com pada Kamis (24/5).
Menurut kritikus, perusahaan besar akan diuntungkan dari legalisasi, karena izin yang dikeluarkan negara diperlukan untuk menumbuhkan tanaman itu. Aktivis hak asasi Thailand seperti Akradej Chakjinda prihatin, karena penggunaan ganja untuk kesenangan masih merupakan tindak pidana.
Akradej mengatakan, “Kekhawatiran terbesar masyarakat adalah polisi akan mencoba menangkap mereka di rumah karena mereka memiliki informasi. Saat ini, kami mendapat kepastian bahwa jika pihak berwenang menangkap kami, amnesti hukum akan melindungi, karena kami telah mengidentifikasi diri dan memberi tahu mereka berapa banyak yang kami miliki."
Bagi banyak orang yang secara pribadi memproduksi minyak ganja untuk mengobati keluarga dan teman-teman mengatasi rasa sakit dan depresi, manfaatnya lebih besar daripada risiko. Dan walaupun bahan dan produksinya kurang sempurna, pengguna mengklaim, obat produksi rumahan itu ampuh.
Seorang produsen ganja medis mengatakan, ia mempelajari lebih lanjut untuk mengobati ayahnya yang mengidap kanker. Ia tidak ingin ayahnya meminum obat kimia atau sejenisnya. Jadi, ia akan menggunakan minyak ganja untuk mengobatinya.
Sementara negara sedang menuntaskan undang-undang yang mengatur ganja medis, rakyat Thailand akan mencermati siapa yang benar-benar mendapat manfaat dari undang-undang baru itu.
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...