Lelang Sampel Darah Gandhi Menuai Kritik
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Beberapa benda peninggalan pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi akan dilelang. Termasuk dua slide mikroskopis bantalan sampel darah Mahatma Gandhi. Diharapkan lelang contoh darah Gandhi dapat terjual paling tidak 10.000 Pounsterling atau sekitar 148 juta Rupiah hingga 15.000 Pounsterling sekitar 221 juta Rupiah.
Seperti dilansir dari situs ibtimes, contoh darah Gandhi diperoleh pada tahun 1924 ketika pemimpin gerakan kemerdekaan India menjalani proses penyembuhan setelah menjalani operasi usus buntu.
Ahli dokumen sejarah dari rumah lelang Mullock, London dimana benda peninggalan Gandhi, dilelang mengatakan contoh darah ini sangat bernilai bagi pengikut Gandhi, “benda ini memiliki derajat yang sama jika dibandingkan dengan peninggalan suci bagi orang Kristen," kata Richard Westwood-Brookes yang akan melelangnya hari Selasa, (21/5) waktu Inggris.
“Ini adalah artefak yang dihormati pengikut Gandhi, terutama di India dan oleh karena itu orang yang akan melakukan apa saja agar dapat memilikinya,” tambah dia.
Dua slide mikroskopis bantalan contoh darah Mahatma Gandhi itu hanyalah salah satu dari banyak koleksi benda peninggalan Gandhi yang diperoleh balai lelang Mullock, seperti sandal yang dipakai Gandhi, syal dan sprei.
Permintaan barang-barang memorabilia Mahatma Gandhi terus meningkat sejak balai lelang Mullock menjual sampel tanah dan potongan rumput berdarah yang konon berasal dari tempat Gandhi dibunuh pada tahun 1948, benda itu laku hampir 148 juta Rupiah, tahun lalu.
Tapi banyak yang tidak setuju dengan pelelangan peninggalan Gandhi. Komentar di Twitter dan berbagai situs online menyindir pelelangan ini hanya untuk mendapatkan uang dengan cara memalukan.
Seorang pembaca bernama Manish, mengatakan kepada Hindustan Times “...benda-benda ini harus disimpan di wadah yang dapat dilihat lebih banyak orang...”
Pembaca lain Vinit Pratap Singh mengatakan, " Pemerintah London memalukan ... murahan”.
Thomas Jackewicz berkomentar, “Gandhi telah bekerja membantu orang miskin dan teraniaya di negeri asalnya. Mari kita berharap bahwa setiap uang yang diperoleh akan digunakan untuk melanjutkan pekerjaannya, menjual beda-benda itu untuk memperoleh keuntungan benar-benar tidak etis.”
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...