Lengkeng untuk Menyembuhkan Luka
SATUHARAPAN.COM – Lengkeng atau sebagian orang menyebutnya kelengkeng, adalah buah berbentuk kecil seperti kelereng, dengan warna kulit kuning kecokelatan. Daging buahnya berwarna putih bening dan berair, rasanya manis, dengan biji berwarna hitam.
Di Indonesia, buah lengkeng umumnya digunakan sebagai buah meja, walaupun buah ini juga bisa dijumpai dalam kemasan kaleng maupun sebagai buah yang dikeringkan.
Buah lengkeng terutama dimakan dalam keadaan segar. Buah lengkeng, terutama yang berdaging tebal dan besar, dikalengkan dalam sari buahnya di Thailand, Taiwan, dan Tiongkok, baik ditambah gula maupun tidak. Lengkeng juga dikeringkan, untuk dijadikan bahan pembuat minuman penyegar.
Daging buah lengkeng memiliki rasa yang sangat manis karena mengandung glukosa dan fruktosa (karbohidrat) dengan kadar yang cukup tinggi, yaitu sekitar 15 persen. Banyak yang belum mengetahui bahwa buah lengkeng mempunyai banyak manfaat, untuk kesehatan, dunia kecantikan, dan kesehatan.
Biji lengkeng menurut Wikipedia, mengandung saponin, dan kadang-kadang dimanfaatkan untuk mencuci rambut. Biji, buah, daun dan bunga lengkeng, juga digunakan sebagai bahan obat tradisional, terutama dalam ramuan Tiongkok. Daunnya mengandung quercetin dan quercitrin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Usanee Vinitketkumnuen, ahli biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai Thailand, seperti dikutip dari pressreader.com, kulit yang diberi perlakuan masker biji lengkeng akan mengalami peningkatan kelembaban dan pencerahan warna kulit.
Lengkeng dikutip dari ncbi.nlm.nih.go, banyak dibudidayakan di Tiongkok Selatan, India, dan Asia Tenggara. Biji lengkeng telah lama digunakan sebagai obat rakyat di Tiongkok untuk pengobatan akariasis, hernia, perdarahan luka, eksim, dan scrofula.
Buah ini juga memiliki efek antikanker, hipoglikemik, dan anti-uremik . Biji lengkeng telah ditemukan sebagai sumber senyawa antioksidan fenolik yang kaya, seperti asam gallic, corilagin, dan asam ellagic .
Penelitian Nisa Prabawati dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya, yang meneliti aplikasi ekstrak kulit kelengkeng pada luka pencabutan gigi marmut terhadap jumlah sel fibroblast. Kulit buah kelengkeng mengandung beberapa senyawa aktif seperti asam fenolik, flavonoid, dan polisakarida, yang berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, antiinflamasi, dan antikarsinogenik, atau antikanker.
Ekstrak kulit buah kelengkeng dapat menghambat produksi oxidative stress, meningkatkan aktivitas enzim antioksidan, dan mengurangi respons inflamasi. Tujuannya mengetahui aplikasi gel ekstrak kulit kelengkeng pada luka pencabutan gigi marmut dalam meningkatkan jumlah sel fibroblas pada hari keempat proses penyembuhan luka.
Kesimpulannya, aplikasi gel ekstrak kulit kelengkeng konsentrasi 1,6 persen, 3,2 persen, dan 4,8 persen pada luka pencabutan gigi marmut terbukti dapat meningkatkan jumlah sel fibroblas pada hari keempat proses penyembuhan luka.
Adapun , tim peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Farmasi Semarang, meneliti daya antiinflamasi dan antipiretik ekstrak etanol daun lengkeng pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus). Daun lengkeng mengandung flavonoid, yang diduga memiliki efek antiinflamasi dan antipiretik.
Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek antiinflamasi dan antipiretik ekstrak etanol daun lengkeng pada tikus putih jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun lengkeng dosis 200mg/kgBB memiliki efek antipiretik, sedangkan ekstrak etanol daun lengkeng dosis 400mg/kgBB memiliki efek anti-inflamasi.
Pemerian Botani Pohon Lengkeng
Pohon lengkeng, menurut Wikipedia, dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga sekitar 1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian aksialnya. Anak daun bulat memanjang, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebelah bawah di dekat pertulangan daun.
Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai. Buah bulat, cokelat kekuningan, hampir gundul, licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna cokelat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
Lengkeng dikutip dari balitjestro.litbang.pertanian.go.id, juga dikenal dengan sebutan long yen atau likeng. Sedangkan nama latin buah lengkeng adalah Dimocarpus logan.
Dalam bahasa Mandarin, lengkeng dikenal sebagai ong ya guo atau long yan yang berarti mata naga. Nama itu mengacu pada penampang melintang buah lengkeng yang apabila dibelah akan tampak bijinya yang berwarna cokelat tua/hitam mengkilap dan daging buah yang putih menyelimuti mirip bola mata naga.
Tanaman lengkeng berasal dari wilayah pegunungan di Myanmar hingga ke Tiongkok selatan. Kini tanaman ini dibudidayakan secara meluas hingga ke Taiwan, Thailand, Indonesia, Australia (Queensland), dan Amerika Serikat (Florida).
Kayu lengkeng merupakan kayu yang cukup baik untuk konstruksi ringan dalam rumah dan bahan perkakas.
Dikutip dari balitjestro.litbang.pertanian.go.id, pada mulanya daerah penghasil lengkeng di Indonesia adalah dataran tinggi di Jawa Tangah dan Jawa Timur. Akhir-akhir ini beberapa pekebun/petani telah berhasil mengembangkan lengkeng di dataran rendah seperti di daerah Selarong (DIY) yang dikenal dengan varietas Selarong, di Singkawang dan Pontianak (Kalbar), Demak dan Semarang (Jateng), mengembangkan beberapan varietas introduksi antara lain Diamond River, Pingpong dan Itoh. Ada beberapa varietas yang terdaftar di Kementerian Pertanian, yaitu Pingpong, Diamond River, Itoh, Batu, Mutiara Poncokusumo, Selarong, dan Kristal.
Pada tahun 2016 Kementerian Pertanian melepas lengkeng Kateki. Lengkeng ini berasal dari Pohon Induk Tunggal (PIT) milik Samiawi yang berada di Dukuh Kateki, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lengkeng ini memiliki ciri antara lain, bentuk buah yang bulat serta warna kulit buah cokelat, serta bintik pada kulit buah yang berwarna cokelat tua. Di samping itu memiliki warna daging buah yang putih bening.
Lengkeng ini memiliki keunggulan dengan rasa yang manis dan ukuran buah yang relatif besar. Daging buah yang tebal dengan biji kecil serta aroma yang lembut. Selain itu lengkeng ini memiliki kandungan air yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak becek. Tanaman ini cocok ditanam di dataran rendah. Produktivitas Kateki berkisar antara 50-70 kg/pohon/tahun. Dengan hasil dan keunggulan tersebut lengkeng ini berpotensi tinggi untuk dikembangkan.
Manfaat Herbal Lengkeng
Buah longan dikutip dari home-remedies-for-you.com, adalah sumber banyak vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Buah ini mengandung vitamin B1, B2 dan B3 serta Vitamin C. Lengkeng memiliki kandungan mineral tinggi seperti tembaga, besi, potassium dan magnesium. Ini adalah sumber serat makanan dan protein yang baik juga. 100 gram buah lengkeng akan memberi Anda sekitar 1,3 gram protein, 83 gram air, 15 gram karbohidrat, 1,1 gram serat makanan, dan sekitar 60 kalori.
Dikutip dari chineseherbshealing.com, lengkeng telah digunakan untuk tujuan medis sejak Dinasti Han (206 SM-220 CE). Menurut penelitian modern, lengkeng segar tidak hanya manis dan menyegarkan dalam rasa, tetapi juga dengan nilai gizi yang sangat tinggi, mengandung karbohidrat tinggi, protein, asam amino, vitamin B, C, kalsium, fosfor, zat besi, asam tartarat, adenin.
Dikutip dari balitjestro.litbang.pertanian.go.id, khasiat daging buah lengkeng telah ditulis dalam beberapa artikel antara lain bermanfaat untuk meningkatkan vitalitas, pengobatan penyakit insomnia, cemas, depresi, mudah marah dan berkeringat, kurang nafsu makan, limpa lemah, badan lemah setelah sakit, pusing, diare, batuk dan asma, penglihatan kabur, dan menghaluskan kulit.
Selain buahnya, daun lengkeng mengandung kuersetin, sebagai antioksidan dan antiviral serta digunakan untuk mengobati penyakit alergi, kanker, diabetes dan kardiovaskuler.
Pada tahun 2016, para peneliti dari Thailand menerbitkan sebuah penelitian yang dikutip dari superfoodly.com, melihat manfaat antiinflamasi dari lengkeng. Alasannya karena buah lengkeng dapat menghambat lipopolisakarida (LPS) yang menginduksi produksi oksida nitrat. Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan bahwa lengkeng atau longan berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan alami atau inhibitor inflamasi.
Tim peneliti Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor, dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, meneliti formulasi dan uji stabilitas sediaan gel ekstrak biji lengkeng sebagai penyembuh luka sayat. Biji lengkeng mengandung senyawa fenolik, yang mengidentifikasikan adanya kandungan antioksidan.
Biji lengkeng berkhasiat membantu menghentikan pendarahan, mengatur arus energi yang keluar dan masuk pada organ vital manusia, serta menghilangkan rasa nyeri. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan gel biji lengkeng formula II yang disimpan pada suhu kamar (25 derajat – 30 derajat celsius) relatif lebih stabil daripada formula I dan III pada bentuk, bau, warna, homogenitas, pH dan viskositas sediaan, sedangkan ketiga formula gel biji lengkeng yang ujinya dipercepat (45 derajat celsius) menunjukkan ketidakstabilan dan perubahan warna sediaan gel.
Tim peneliti Departemen Mikrobiologi Departemen Kimia; Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dept Mikrobiologi, Graduate School of Medicine, Universitas Kobe, Jepang, meneliti aktivitas virus anti-hepatitis C dari ekstrak daun longan. Ekstrak kasar daun lengkeng menunjukkan aktivitas anti-HCV dengan berguna sebagai calon terapi tambahan untuk mengobati infeksi Hepatitis C.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...