Lenovo PHK 3.200 Karyawan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Lenovo Group akan memberhentikan 10 persen dari staf kerah putihnya setelah penjualan handset Motorola turun sepertiga, yang meningkatkan keraguan atas pertaruhan raksasa komputer pribadi itu, dalam akuisisi mereka atas Motorola tahun lalu. Merek yang merugi itu, dibeli dengan harga hampir US$ 3 miliar yang sedianya diharapkan membantu jalan bagi Lenovo menjadi pemimpin pasar smartphone global.
Saham perusahaan Tiongkok tersebut merosot hampir 9 persen pada hari Kamis (13/11) setelah perusahaan komputer pribadi terbesar di dunia itu mengumumkan penurunan laba sampai setengah, setelah divisi mobile-nya merugi hampir US$ 300 juta. Lenovo, yang menggunakan dolar AS dalam operasinya daripada yuan --yang baru-baru ini terdevaluasi--, mengatakan pihaknya berencana untuk memotong sekitar 3.200 pekerjaan non-manufaktur dengan biaya sebesar US$ 600 juta.
Perusahaan yang berkantor pusat di Beijing itu mengatakan restrukturisasi akan menghasilkan penghematan sekitar US$ 1,35 miliar secara tahunan. Tapi kesulitan dalam menjual handset, dikombinasikan dengan pasar global yang terus menyusut untuk PC, menyebabkan perusahaan itu menghadapi "lingkungan pasar terberat dalam beberapa tahun terakhir", kata Chief Executive Lenovo, Yang Yuanqing.
"Saya masih percaya bahwa mobile merupakan bisnis baru yang harus kami menangkan," kata Yang kepada Reuters dalam sebuah wawancara. Ia mengatakan ambisi Lenovo untuk menyaingi Apple Inc. dan Samsung Electronics Co di smartphone tidak berubah.
"Saya masih percaya akuisisi ini (Motorola) adalah keputusan yang tepat ... Kecuali Apple dan Samsung, tidak ada pemain global yang kuat di posisi ketiga. Saya percaya bahwa itu adalah Lenovo."
Motorola, dibeli dari Google Inc tahun lalu seharga US$ 2,91 miliar, memproduksi 5,9 juta handset dalam satu kuartal, penurunan 31 persen dari tahun sebelumnya. Yang Yuanqing menyebut penjualan yang buruk di Brasil dan Tiongkok sebagai penyebabnya. Ia menambahkan, akan memprioritaskan pemasaran smartphone di luar Tiongkok, di mana kejenuhan pasar dan perang harga telah melanda semua perusahaan, mulai dari raksasa seperti Samsung Electronics hingga perusahaan pemula seperti Xiaomi Inc.
Saham Lenovo sempat turun 8,7 persen, tingkat terendah sejak akhir Februari 2014.
"Pasar khawatir tentang perlambatan di Motorola dan menurunnya pangsa pasar di Tiongkok, "kata analis Nomura, Leping Huang. Kendati demikian, langkah Lenovo yang dengan cepat melaporkan kerugian dianggap positif. "Ini cukup positif mereka dapat bergerak begitu cepat untuk mengumumkan pengurangan biaya dan penghapusbukuan persediaan."
Eksekutif Lenovo tidak terlalu khawatir akan efek depresiasi yuan. Mereka mengatakan perusahaan telah membuat lindung nilai. "Tidak ada implikasi yang signifikan untuk biaya pinjaman kami," kata Chief Financial Officer, Wong Waiming. (reuters.com)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...