Lestarikan Budaya, Menag Pilih Sarung Batik dan Kopiah saat di Mekkah

MEKKAH, SATUHARAPAN.COM – Mengenakan kopiah hitam, berbalut baju putih dan sarung batik menjadi pilihan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menghabiskan senja pada Selasa (14/5) di Masjidil Haram.

Ajakan swafoto dari jemaah di sepanjang perjalanan, ia penuhi dengan penuh keramahan. Mulai dari halte sampai terminal bus, hingga memasuki area masjid, jemaah Indonesia tak henti-henti memanggil, “Pak Menteri, izin foto bareng ya!”

Ada kejadian menarik saat berada di lintasan sa’i, seorang pria paruh baya berkata, “Pak Menteri, kopiahnya boleh buat saya?” Menag membalas dengan senyuman.

Suasana tak kalah hangat, saat Menag mampir di kantor Sektor I di kawasan Syisyah, Mekkah. Hampir semua petugas dan jemaah yang menyadari kehadiran orang nomor satu di kementerian bermotto “Ikhlas Beramal” itu langsung mendekat. Lagi-lagi ajakan foto tak kuasa ditolaknya.

“Saya biasa kenakan sarung batik, karena batik adalah kekayaan Nusantara yang luar biasa,” kata Menag. “Kalau kita mendalami batik, tidak hanya ekspresi kebudayaan tapi juga terkandung nilai-nilai spiritualitas tinggi ketika seseorang membuat batik,” katanya lagi. Pilihan sarung batik ala Menag Lukman tak ayal merupakan usaha mengapresiasi dan melestarikan budaya khususnya batik warisan leluhur.

Sementara kopiah hitam, menurut Menag adalah ciri nasionalisme yang ditegaskan Presiden pertama Bung Karno.

“Indonesia bisa dikenali dengan kopiahnya,” kata Menag. “Kita harus bangga menunjukkan keindonesiaan kita meski berada di negeri orang,” kata putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) itu. (kemenag.go.id)

Editor : Sotyati