Lima Roti dan Dua Ikan
SATUHARAPAN.COM – Jangan lupakan konteks! Pemahaman yang tepat mengenai konteks akan membuat kita lebih mampu memahami teks. Marilah kita memahami mukjizat lima roti dan dua ikan tak hanya dari peristiwanya, tetapi juga konteksnya!
Konteksnya: ”Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.” (Mat. 14:13). Konteks mukjizat itu adalah Yesus baru saja mendengar kematian saudara-Nya Yohanes Pembaptis. Tak hanya saudara, tetapi juga kawan seperjuangan.
Yohanes Pembaptis memang unik, seunik cara dia menyampaikan pesannya. Dia tak gemar basa-basi. Kata-katanya radikal, kadang nyelekit. Menurut dia, setiap orang harus bertobat, juga Raja Herodes. Yohanes Pembaptis mencela perbuatan Herodes yang mengambil Herodias, isteri saudaranya, sebagai istri. Bisa dimengerti mengapa Herodias amat membencinya. Yohanes pun dipenjara. Kepalanya pun akhirnya dipenggal atas perintah Herodias, melalui anak gadisnya, yang terpaksa diikuti Herodes karena terikat janji.
Berita itulah yang dibawa para murid Yohanes Pembaptis kepada Yesus. Berita itu membuat Yesus merasa perlu menyingkir. Bukan karena takut kepada Herodes, tetapi tampaknya Yesus ingin menata diri.
Namun, penulis Injil mencatat: ”Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.” (Mat. 14:13-14).
Keberadaan orang banyak itu membuat Yesus merasa perlu membatalkan niat-Nya. Penulis pun mencatat: ”Melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.”
Guru dari Nazaret itu sedang naik daun. Ke mana pun Dia pergi, orang banyak mengikuti-Nya. Mereka tak hanya ingin melihat dan merasakan mukjizat, tetapi tampaknya terpesona dengan pribadi dan ajaran Yesus.
Yesus tergerak hatinya oleh belas kasihan. Yesus peduli. Ketika para murid menganjurkan agar orang banyak itu pergi agar dapat mencari makan, Yesus menolaknya. Yesus peduli akan perut mereka. Yesus tidak hanya memperhatikan segi rohani, tetapi juga segi jasmani para pendengar-Nya. Pelayanan tidak hanya mencakup sisi rohani, tetapi juga sisi jasmani. Pelayanan tidak hanya mencakup jiwa, tetapi juga tubuh.
Dan mukjizat lima roti dan dua ikan itu terjadi dalam suasana muram hati Sang Guru karena kehilangan Yohanes Pembaptis.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...