Lingkaran Masyarakat
Selamat merayakan Imlek!
SATUHARAPAN.COM – ”Hari ini ada kebaktian gereja untuk merayakan valentine!” remaja putri ini berceloteh dengan kawan-kawannya.
”Mana ada kebaktian Valentine,” sahut saya yang mendengarnya.
”Ehmmm… kalau bukan valentine, mungkin kebaktian sebelum Imlek..,” sahut yang lain.
Saya yang mendengarnya terheran, ”Mana mungkin? “
”Betul Tante, teman-teman saya diharuskan ke gereja oleh orangtuanya..,”salah satu dari kelompok anak ini bersikukuh.
Ternyata, hari itu adalah Rabu Abu, yang bertepatan hari valentine dan hanya dua hari menjelang imlek. Kerancuan beberapa perayaan membuat mereka salah menebak kebaktian apa yang membuat teman-temannya diwajibkan ke gereja.
Hal ini membuat saya menyimpulkan bahwa mereka tidak mengetahui mana yang tradisi budaya dan tradisi gereja. Jika mereka yang berada dalam lingkungan kekristenan saja tidak mengetahuinya, bagaimana dengan orang-orang di luar lingkup mereka?
Perasaan senasib, sesuku, seagama membuat kita merasa berada dalam lingkaran yang sama. Namun, hal itu harus dibarengi dengan pengetahuan yang benar, tidak hanya mengikuti arus, menebak-nebak, atau apa kata orang.
Sama seperti para remaja itu akhirnya diberikan pengertian bahwa tidak ada kebaktian Valentine atau Imlek dalam kekristenan. Masyarakat pun seharusnya diberikan pengertian, terlepas dari keragaman yang ada, lingkaran besar yang mempersatukan adalah lingkaran Indonesia. Itulah yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin, mempersatukan lingkaran masyarakat, bukan menjualnya menjadi komoditas kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Selamat merayakan Imlek. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kemakmuran pada tahun anjing tanah 2569, untuk menggoreskan bakti kita pada tanah air, Indonesia.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...