Sebuah Pementasan
The Show Must Go On
Kusaksikan sebuah pementasan,
tak hanya panggung…
merebak keluar garis batas pentas,
Ada pementasan lain di sana.
Saat lakon demi lakon digelar,
kukitari raut-raut wajah penonton.
Lakon sedih membuat mereka tersenyum bangga,
“Syukurlah! Bukan aku ketiban bencana.”
Lakon diam,
“Ah… mengapa hidup ini biasa-biasa saja, tak ada greget… membosankan!”
Lakon sukacita, malah membuat mereka bertanya,
“Mengapa bukan aku… Tuhan?”
Kujelajahi satu-satu wajah,
tampak se-Orang berdiri tegang sendirian,
tiada berteman.
Raut kuatir memancar dari mata-Nya
nyalang…
habis melalap.
Menatap detil-detil gerak dan ucap,
melawat satu-satu pemain.
Pementasan itu ada di mata-Nya…
menyatu total dalam bola mata Sang Sutradara.
Rasa takut membayang di wajah-Nya,
tersadar,
ini bukan latihan…
ini sebuah pementasan.
The show must go on,
tak bisa dicut,
tak ada time out, untuk briefing.
The show must go on.
Di sudut sana Dia berdiri,
diam,
tak mau campuri pertunjukan.
The show must go on.
Tak karsa buat apa-apa,
hanya doa,
‘tuk sebuah pementasan.
Kucari-cari wajahku di pentas.
Ada gemar dan gentar di sana.
Takjub… terpana…dibolehkan main di sana.
Gentar,
ohh…
kuingin membuat-Nya puas lelas.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...