Lingkaran Setan Energi Batu Bara
SATUHARAPAN.COM - Batu bara adalah energi murah yang dibutuhkan setiap negara berkembang untuk menggerakkan roda produksi dan menjamin pertumbuhan ekonomi. Tapi ironisnya batu bara juga bisa menggerogoti kemakmuran yang telah dicapai.
Energi adalah syarat utama kemakmuran. Terjaminnya pasokan listrik dan bahan bakar tidak cuma menggerakkan roda produksi, tetapi juga menambah kualitas hidup masyarakat. Tidak ada negara yang menikmati kemajuan pesat tanpa mengandalkan energi murah di fase awal pertumbuhan. Pada saat itulah batu bara berperan besar.
Batu bara adalah jenis sumber energi paling murah saat ini. Produksinya yang padat karya, dan menyediakan banyak lapangan kerja membuat batu bara sering dilirik negara-negara berkembang dan bahkan industri maju. Selama lebih dari satu abad Tiongkok menggerakkan roda produksinya dengan mengandalkan batu bara. Energi dan tenaga kerja yang murah adalah kunci keberhasilan Negeri Tirai Bambu itu.
Tahun 2001, Tiongkok menggandakan produksi batu bara dari satu miliar ton menjadi hampir empat miliar ton per tahun. Sebagian besar cadangan batu bara Tiongkok digunakan untuk pembangkit listrik, industri dan buat energi panas untuk rumah tangga. Saat ini lebih dari 60 persen produksi listrik di Tiongkok mengandalkan batu bara.
Tapi energi murah ibarat dua sisi mata uang. Pembakaran bahan bakar fosil di Tiongkok menciptakan masalah polusi udara yang ironisnya mengancam kemakmuran yang telah tercapai.
Sebuah studi tahun 2004 menyebut polusi di Tiongkok mencatat kerugian sebesar 3 persen dari ekonomi nasional. Penelitian University of California tahun 2015 bahkan menyebut 1,6 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat polusi udara
India, juga berniat mengambil jalan serupa. Lebih dari 300 juta penduduk India hidup tanpa akses listrik dan 840 juta orang masih menggunakan bahan bakar organik untuk memasak semisal kayu bakar atau kotoran sapi yang telah dikeringkan. Pertumbuhan ekonomi juga cenderung terhambat oleh minimnya infrastruktur energi dan transportasi. Saat ini perekonomian India cuma tumbuh 5 persen per tahun.
Sebab itu Pemerintah India menggenjot konsumsi batu bara untuk memproduksi energi. Tahun 2012 sekitar 45 persen kebutuhan energi, dan 75 persen produksi listrik mengandalkan batu bara. Diyakini selama 25 tahun ke depan permintaan energi India akan meningkat sebanyak 4 persen setiap tahun. International Energy Agency memperkirakan konsumsi energi India akan menyamai Eropa tahun 2040.
India tercatat sebagai negara pengimpor batu bara terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Oktober silam pemerintah mempublikasikan peta energi berbasis batu bara paling agresif di dunia. Sebanyak 600 pembangkit listrik berbasis batu bara dengan kapasitas 300 Gigawatt akan dibangun. Hingga tahun 2020 mendatang, India ingin menggenjot kapasitas produksi batu bara menjadi satu miliar ton per tahun
Saat ini pun India telah kelimpungan menghadapi polusi udara. Awal November, New Delhi misalnya mencatat kualitas udara terburuk dalam sejarah. Catatan serupa bisa ditemukan di Chandrapur, kawasan industri berbasis batu bara. Studi WHO 2014 silam menyebut hingga 627.000 kematian prematur di India disebabkan oleh penyakit pernapasan akibat polusi udara.
Sejak 2005 silam Pemerintah Tiongkok mulai melirik energi terbarukan sebagai motor ekonomi. Tahun lalu saja Beijing mengucurkan dana investasi senilai 103 miliar Dollar AS (Rp1,4 triliun), ke sektor energi terbarukan. Saat ini produksi energi hijau di Tiongkok mampu menutupi sekitar 23 persen kebutuhan energi nasional. Tidak ada negara lain yang lebih agresif menggenjot produksi energi hijau ketimbang Tiongkok.
India masih mengandalkan batu bara seperti Tiongkok 10 tahun silam. Pasalnya dengan harga energi terbarukan yang masih tinggi, New Delhi tidak punya pilihan selain membakar batu bara untuk menjamin pasokan energi buat penduduk. Tapi cepat atau lambat, polusi yang disebabkan konsumsi batu bara akan mulai menggerogoti kemakmuran, dan hingga saat itu India sudah harus menyiapkan sumber energi alternatif. (dw.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...