LIPI dan PT Indo Tambangraya Megah Luncurkan Buku Keanekaragaman Hayati
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Kebun Raya Purwodadi, bekerja sama dengan PT Indo Tambangraya Megah (ITM) Tbk meluncurkan buku berjudul “Saat Tambang Mengelola Keanekaragaman Hayati”.
“Buku ini didesain sebagai pengantar pada penerapan konservasi keragaman tumbuhan di kawasan pra dan pasca tambang batu bara, sebagai sesuatu yang esensial dalam upaya penyelamatan keragaman tumbuhan,” kata Didik Widyatmoko, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, pada peluncuran buku, Kamis (15/11), di Pondok Indah Office Tower 3, Jakarta, yang dilansir situs resmi lipi.go.id.
Kerjasama program konservasi keanekaragaman hayati, antara LIPI dan PT ITM tbk telah berjalan sejak tahun 2010. Buku hasil penelitian ini mencatat proses konservasi keragaman tumbuhan pada kawasan yang direncanakan menjadi areal penambangan batubara. “Keanekaragaman hayati menjadi fokus program berkelanjutan, karena memiliki nilai penting bagi umat manusia mengingat dari plasma nutfah yang ada di alam, manusia mengunduh beragam manfaat terkait kesehatan, ekonomi maupun kebudayaan dalam arti yang luas,” kata Didik.
Lebih jauh, menurut Didik, keanekaragaman hayati ini bertujuan untuk memberikan dampak yang positif bagi masyarakat yang hidup berdampingan dengan hutan di sekitarnya.
”Ruang lingkup kegiatan yang menyangkut pelestarian keanekaragaman hayati meliputi, kegiatan untuk melestarikan dan memberikan perlindungan bagi spesies lokal yang langka disamping penanaman tanaman lokal pada lahan bekas tambang,” kata Didik.
Sementara itu, Trimanto sebagai salah satu penulis buku mengatakan, Indonesia dianugerahi keanekaragaman hayati yang tinggi dan menjadi tanggung jawab bersama untuk tetap menjaga dan melestarikannya.
“Salah satu upaya melestarikan kekayaan hayati tumbuhan adalah menanam kembali tanaman, baik di habitat aslinya (in-situ) maupun di habitat lain (ex-situ), yaitu kebun raya. Koleksi tumbuhan yang ada di kebun raya dapat dijadikan sumber plasma nutfah sebagai gerbang terakhir upaya konservasi tumbuhan di Indonesia,” kata Trimanto.
Konservasi keanekaragaman hayati adalah, hal yang sangat penting karena keanekaragaman hayati merupakan aset negara yang perlu untuk tetap dilestarikan. Ancaman terhadap keanekaragaman hayati hampir pasti akan mengancam populasi manusia karena kehidupan manusia sangat tergantung pada lingkungan alami sebagai bahan baku kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan dan air.
“Hilangnya spesies-spesies yang belum teridentifikasi, akan menghilangkan peranan spesies tersebut dalam menjaga komunitas alam, dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan di bumi sebagai tempat tinggal manusia. Oleh karena itu, keanekaragaman hayati merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan manusia, untuk kelanjutan dan kelangsungan hidup di bumi,” kata Trimanto.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...