LIPI Kukuhkan Dua Profesor Riset
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Masalah kelangkaan air, kualitas air, bencana banjir dan longsor, semakin sering terjadi sebagai akibat sumber daya air dan lahan dimanfaatkan secara berlebihan dan melebihi kapasitasnya.
Muh Rahman Djuwansah mengemukakan hal itu ketika menyampaikan orasi ilmiah “Pengelolaan Lahan dan Lingkungan yang Berkelanjutan Berdasarkan Ketersediaan Air”, dalam pengukuhan profesor riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bidang Ilmu Tanah, Agroklimatologi, dan Hidrologi, serta bidang Teknik Material, penggal pertengahan Desember lalu, seperti dikutip dari lipi.go.id.
Djuwansah menekankan perlunya memperhitungkan kemampuan atau kesesuaian lahan sumber daya air agar mudah melakukan evaluasi dan menganalisis permasalahan terkait lingkungan, lahan, dan air. “Manfaat kuantifikasi spasial sumber daya air yakni dapat sebagai mitigasi banjir, evaluasi status daya dukung sumber daya air dan evaluasi pemanfaatan air tanah dalam,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.
Program perlindungan dan rehabilitasi lingkungan akan dapat lebih terarah apabila ketersediaan sumber daya air dapat terkuantifikasi. “Kebijakan pengelolaan sumber daya air dan lahan yang sesuai kuantitas ketersediaan air akan mengurangi risiko terjadinya permasalahan dimasa depan,” ia menambahkan.
Selain Djuwansha, LIPI juga mengukuhkan Myrtha Karina Sancoyorini dari Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Myrtha menyampaikan orasi ilmiah “Pengembangan Material Ramah Lingkungan Berbahan Baku Lignoselulosa”. Ia menjelaskan, lignoselulosa, serat yang diperoleh dari limbah industri pertanian atau perkebunan, bisa menjadi solusi pengganti plastik yang sulit diurai secara alami. “Lignoselulosa dapat menggantikan peran material polimer sintetik seperti plastik karena lebih mudah terurai dan komponen strukturnya banyak diperoleh melalui minyak sawit, padi, tebu, dan kelapa,” ujarnya.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan pemisahan selulosa dan lignin melalui metode ramah lingkungan telah mampu menggantikan bahan yang mengandung kimia dengan yang ramah lingkungan.
Pengukuhan dua profesor tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan penelitian yang dilakukan. “LIPI berharap bisa selalu produktif dan berkontribusi besar dalam memberikan solusi agar dapat mendorong daya saing bangsa dan ekonomi Indonesia,” ujar Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Bambang Subiyanto, mewakili Kepala LIPI.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...