LIPI Minim Dana untuk Eksplorasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sangat minim memperoleh dana untuk eksplorasi keanekaragaman hayati di Indonesia. Nilai dana yang diperoleh selama ini hanya dapat untuk melangsungkan eksplorasi selama lima hingga 10 hari. Padahal setidaknya eksplorasi itu paling sedikit membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Pendanaan untuk eksplorasi menjadi hal yang sangat penting sekali bagi LIPI.
“Pemerintah harus mau menganggarkan untuk eksplorasi. Eksplorasi itu mahal, kita butuh peralatan, membawa peralatan.” Kata Peneliti LIPI Ibnu Maryanto ketika diwawancara di sela-sela acara lokakarya nasional bertema ‘Keanekaragaman Hayati sebagai Modal Dasar Pembangunan’ di Jakarta yang berlangsung pada Rabu (30/10) hingga Kamis (31/10).
Keengganan Pemerintah mengucurkan dana eksplorasi akan berdampak pada pendataan keanekaragaman hayati di Indonesia. Padahal untuk mendata spesies yang ada di Indonesia, LIPI pun harus berpacu dengan kerusakan maupun ancaman kepunahan. Untuk itu sebenarnya dibutuhkan pula percepatan dalam hal eksplorasi dan tenaga ahli bidang taksonomi supaya dapat mengenali spesies yang belum diketahui potensinya.
Ibnu Maryanto mengatakan bahwa di LIPI sekarang sudah tercatat 720 jenis mamalia, 1605 jenis burung, dan 1000-an lebih amfibi reptil.
“Rata-rata 30 spesies baru selalu ditemukan di Indonesia tiap tahun. Hampir semua itu penemunya orang LIPI,” tambahnya.
Tetapi jenis-jenis keanekaragaman hayati di Indonesia yang sudah banyak tercatat itu masih terkendala dengan eksplorasi yang masih minim. Karena data yang tercatat dalam eksplorasi itu baru sekitar 15-20 persen.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...