LIPI Nilai Elektabilitas Ahok Paling Tinggi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peneliti Senior pada Pusat Peneliti Politik (P2P) LIPI, Syamsudin Haris, mengatakan hasil survei Cyrus Network untuk Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menunjukkan Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok memperoleh dukungan sebesar 40, 7 persen merupakan angka paling tinggi.
“Hasilnya sangat konsisten, artinya elektabilitas Ahok masih yang paling tinggi. Tadi survei terakhir menunjukkan 40,7 persen, ini cukup tinggi. Saya sepakat walaupun Ahok itu kontroversial, yang jelas dia pimpinan yang didambakan banyak pihak karena ketegasan dan keberaniannya mengambil keputusan,” kata Syamsudin di Horapa, Jalan Teungku Ditiro No 1 Menteng, Jakarta Pusat, hari Rabu (11/11).
Oleh karena itu, kata Syamsudin, makin banyak pesaing Ahok dalam Pilkada Jakarta pada 2017 yang akan datang itu makin menguntungkan bagi Ahok.
“Jadi kalau pesaing makin banyak suaranya justru pecah sehingga menguntungkan Ahok. Nah tadi kita sudah meihat di tabel hasil survei menujukkan bahwa segmen pendukung Ahok itu cukup stabil sehingga pesaing Ahok saling memperebutkan suara segmen pemilih yang benci atau tidak suka sama Ahok. ke depannya, mengingat Pilkada yang masih cukup lama, sangat tergantung pada konsistensi pilihan-pilhan kebijakan yang diambil Gubernur Ahok. Kalau konsisten tentu ini akan makin kuat artinya potensi elektabilitasnya makin tinggi,” kata dia.
Di sisi lain, kata Syamsudin, hasil survei yang menujukkan meningkatnya popularitas dan juga elektabiltas Adhyaksa Dault sangat mengejutkan mengingat kemunculan Adhyaksa Dault belum begitu lama.
“Berdasarkan data tadi, walaupun Adhyaksa Dault melejit dengan cepat, agak sulit bagi dia untuk menyaingi Ahok kalau berhadapan satu satu atau head to head, sebab bagaimana pun kalau didasarkan hasil survei tadi yang memiliki potensi berhadapan dengan Ahok justru Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.
“Pihak Adhyaksa Dault itu punya loyalis juga tapi loyalis itu masih relatif kecil. Saya menduga loyalis Adhyaksa Dault ini lebih pada para pemilih tradisional yang masih suka dengan sentimen -setemen berbau agama. Sedangkan pemilih yang sudah mengalami transformasi secara sosial (kultural) tidak lagi mendasarkan pilihan itu pada sentimen bersifat kultural, dan terpecah pada dua pesaing Ahok yang lain, yaitu Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini,” katanya.
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...