LIPI Upayakan Bantu Pengolahan Limbah Batik di Pekalongan
PEKALONGAN, SATUHARAPAN.COM - Perkembangan industri pembuatan batik di Kota Pekalongan Jawa Tengah, di satu sisi memang tumbuh dengan pesat. Namun di sisi lain, dampak negatif dari industri tersebut sekarang ini kian terasa yakni air sungai menjadi keruh dan hitam.
Persoalan limbah batik, yang mengaliri sungai itu pun diakui oleh Walikota Pekalongan dr HM Basyer Ahmed, perlu segera dicarikan solusi melalui peran teknologi.
“ Oleh karena itu, kami meminta bantuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memecahkan persoalan limbah batik tersebut , agar bisa diolah dan tidak mencemari,” katanya dalam kegiatan Diseminasi Iptek LIPI di Pekalongan, Kamis (2/4) lalu.
Maklum saja, Basyer menekankan industri batik di kotanya tidak mungkin ditutup, karena sebagian besar penduduk bergantung hidup dari batik. “ Apalagi ikon Kota Pekalongan sendiri adalah salah satu kota batik di Indonesia, “ katanya lagi.
Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, Kepala LIPI mengungkapkan, LIPI akan berusaha membantu dalam pemecahan permasalahan limbah batik di Kota Pekalongan. “Kami menyadari pencemaran oleh limbah ini menjadi kekhawatiran Pemerintah Kota Pekalongan dan penggiat kesehatan lainnya,” katanya.
“ Akibat pencemaran ini, ekosistem sungai dan pesisir menjadi terganggu sehingga mengancam potensi sumber protein seperti ikan, kerang dan lainnya yang rentan terhadap pencemaran, “ kata Iskandar.
Untuk itu, dia mengatakan pihaknya akan membantu dari sisi teknologi pengolahan limbah. Salah satunya adalah pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).
“Pembangunan IPAL sangat diperlukan dan nantinya perlu juga terus diperbanyak, untuk meminimalisiasi dampak negatif limbah batik,” katanya.
Iskandar pun berharap, ahli-ahli LIPI yang berbicara dalam kegiatan diseminasi iptek kali ini memberikan solusi nyata persoalan limbah tersebut, sehingga terasa manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
Dalam kegiatan diseminasi sendiri, LIPI menghadirkan tiga peneliti dari berbagai bidang untuk membantu mengatasi persoalan limbah batik di Pekalongan. Ketiganya ialah Dr Ignasius Dwi Atmana Sutapa (peneliti dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI), yang menyampaikan paparan tentang Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik: Kombinasi Proses Fisika-Kimia-Biologi untuk Meningkatkan Efisiensi.
Kemudian, Ir Happy Sembiring, MT (peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI), memaparkan tentang Aplikasi MPMO (Material Preservasi Mikro Organisme) sebagai Pengolah Limbah Organik Cair Dalam Industri. Dan terakhir, Dr Dede Heri Yuli Yanto M Agr (peneliti Pusat Penelitian Biomaterial LIPI) yang mengulas seputar Teknologi Penghilangan Warna Limbah Batik Secara Enzimatik. (lipi.go.id)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...