Lonceng Gereja yang Berdentang 161 Tahun Tak Lagi Dibunyikan
INGGRIS, SATUHARAPAN.COM – Satu gereja di Pembrokshire, Inggris barat daya, akhirnya tak lagi membunyikan lonceng setiap Minggu pagi pada pukul 08.00, setelah lonceng tersebut diprotes warga setempat.
Pendeta Christopher Brown kepada media di Inggris mengatakan, warga setempat ingin memanfaatkan Minggu pagi untuk bersantai atau meneruskan tidur setelah melewatkan waktu di luar rumah pada Sabtu malam.
"Mereka ingin bisa tidur tenang (pada hari Minggu pagi), setelah begadang pada malam sebelumnya ... kami mematuhi permintaan mereka karena kami ingin menjadi tetangga yang baik," kata Brown, seperti dikutip koran Metro.
Namun permintaan agar gereja tak membunyikan lonceng pada Minggu pagi ini, diprotes keras oleh jemaat Gereja St Mary's tersebut.
Seorang jemaat mengatakan, lonceng gereja hanya dibunyikan sebentar.
Lonceng yang sudah berusia ratusan tahun, sebagai pertanda dimulainya ibadah suci, katanya menambahkan.
Ia menyamakan protes warga dengan orang-orang kota yang pindah ke desa, dan mengeluhkan bunyi ayam berkokok.
Pendeta Brown mengatakan, bisa memahami keluhan warga yang keberatan dengan dentang bunyi lonceng gereja.
"Saya menganggapnya seperti langkah kompromi," kata Brown.
Ia menambahkan, sulit mendorong orang-orang datang ke gereja kalau mereka tidak suka dengan bunyi lonceng gereja pada hari Minggu pagi.
Sama dengan gereja-gereja lain di Inggris, Gereja St Mary's membunyikan gereja pada Minggu sejak 1857.
Lonceng dibunyikan, biasanya mulai pukul 09.00 hingga 09.30 untuk memanggil warga mengikuti kebaktian di gereja.
Protes terhadap bunyi lonceng gereja tak sekali ini tak terjadi.
Setidaknya warga di Bermondsey, London, dan di Oxfordshire juga memprotes bunyi lonceng gereja pada Minggu pagi.
Warga setempat menganggap bunyi lonceng sebagai 'gangguan' terutama bagi orang yang sedang sakit, kalangan usia lanjut, dan kalangan yang bekerja hingga larut malam dan ingin bisa beristirahat dengan tenang pada Minggu pagi.
Pemerintah lokal di dua daerah ini menolak protes warga dan mengatakan 'bunyi lonceng gereja masih bisa diterima'. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...