Lowongan Kerja yang Tidak Terisi di Sektor Teknologi Informasi Jerman Tinggi
JERMAN, SATUHARAPAN.COM – Jerman kekurangan hampir 315.000 tenaga kerja di sektor ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika. Demikian hasil penelitian lembaga riset ekonomi Institut der Deutschen Wirtschaft (IW) yang dirilis awal minggu ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Institut der Deutschen Wirtschaft (IW) menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja hingga ratusan ribu orang di sektor ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, yang disebut STEM (sciences, technology, engineering and mathematics).
Menurut penelitian tahunan "MINT Spring Report 2018” yang dilaksanakan bulan April tahun ini secara nasional, ada 314.800 lowongan yang tidak terisi di sektor industri STEM. Ini adalah rekor tertinggi sejak penelitian itu dilaksanakan tahun 2011, kata Institut der Deutschen Wirtschaft.
Angka ini merupakan peningkatan sekitar 30 persen dibanding angka dari April 2017 dan dua kali lebih tinggi dari angka pada awal 2015.
"Khususnya spesialis teknologi informasi, sangat dibutuhkan untuk menjalankan transformasi digital di perusahaan-perusahaan," kata studi tersebut.
Lowongan Kerja di Industri Teknologi Informasi (TI)
Angka yang dirilis IW, termasuk lowongan dalam pelatihan untuk profesi teknis dan lowongan untuk pekerjaan akademis, teknisi dan insinyur. Tenaga kerja juga sangat dibutuhkan untuk pekerjaan di bidang teknik energi, mekatronik dan otomatisasi.
Menurut pandangan IW, hal ini hanya dapat diatasi dengan membuat industri teknologi informasi menjadi lebih menarik, dan merekrut lebih banyak spesialis dari luar negeri.
Setelah mengamati perkembangan jumlah siswa STEM di Jerman, serta penurunan jumlah peserta pelatihan yang bekerja di bidang teknis, para peneliti IW mengimbau agar sekolah kejuruan di Jerman dimodernisasi dan pelatihan-pelatihan di sektor teknis dibuat lebih menarik.
Diperlukan Banyak Spesialis Asing
Mengenai kemungkinan perekrutan tenaga profesional dari luar negeri, peneliti IW Axel Plünnecke mengatakan, situasi saat ini sebenarnya sudah lebih baik setelah kedatangan banyak spesialis STEM dari negara-negara di luar Jerman akhir-akhir ini.
“Situasinya jauh lebih buruk, jika pada tahun-tahun lalu tidak ada spesialis asing, yang telah mengisi sekitar 148.000 lowongan kerja di sektor STEM", kata Axel Plunnecke.
Hampir 16.400 karyawan baru di sektor industri STEM pada kuartal ketiga 2017 berasal dari Eritrea, Irak, Afghanistan dan Suriah. Ini adalah yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2016 ada sekitar 8.000 karyawan baru di sektor industri STEM yang terdaftar di Jerman.
Studi IW, dilaksanakan atas pesanan Asosiasi Pengusaha Jerman Bundesvereinigung der Deutschen Arbeitgeberverbände(BDA), Asosiasi Industri Jerman Bundesverband der Deutschen Industrie (BDI), dan kelompok pengusaha industri di sektor elektronik dan logam, Gesamtmetall. (dw.com)
Editor : Sotyati
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...