LPMQ Luncurkan Database Manuskrip Alquran Nusantara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama, melakukan soft launching Database Manuskrip Al-Quran Nusantara. Database ini diberi nama Southeast Asian Mushaf.
Peluncuran database ini, diselenggarakan bersamaan dengan gelaran workshop Manuskrip Alquran Nusantara di Gedung Bayt Al-Quran, TMII Jakarta, Senin (03/12).
Sebelumnya, LPMQ telah melakukan serangkaian workshop sejenis di sejumlah daerah, mulai dari UIN Mataram NTB, UIN Padang Sumatera Barat, UIN Ar-Raniry Nangro Aceh Darussalam, IAIN Pontianak, dan IAIN Syeh Nurjati Cirebon.
“Penulisan Manuskrip Alquran masa lalu sesungguhnya sudah cukup maju, karena pada manuskrip yang ditemukan peneliti di beberapa bagiannya ada yang mencantumkan beberapa bagian dari ulumul Quran, seperti catatan tentang qiraah, hitungan ayat, bahkan hitungan jumlah huruf dalam Al-Quran,” kata Muchlis M. Hanafi.
Peluncuran database manuskrip Alquran Nusantara yang diinisiasi peneliti LPMQ ini, kata Muchlis, merupakan terobosan positif dan informatif. Database ini akan memudahkan para peneliti dan pengkaji untuk meneliti dan mengkaji manuskrip Alquran Nusantara dari berbagai daerah.
Selaku narasumber, pakar Filologi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman menjelaskan, bahwa peluncuran database manuskrip Alquran Nusantara ini sudah ditunggu masyarakat. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan manuskrip. Namun, hingga saat ini belum ada pusat data yang bisa diakses untuk mengkajinya, khususnya terkait dengan mushaf.
Soft launching database manuskrip Alquran Nusantara dilakukan Ali Akbar, selaku pakar dalam bidang kajian manuskrip Alquran dan kordinator peneliti LPMQ.
Sesuai namanya, database ini menampilkan sejumlah manuskrip Alquran Nusantara dari berbagai daerah, mulai dari Kepualaun Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Ambon, Maluku. Di dalamnya juga terdapat manuskrip Alquran Nusantara yang dikoleksi oleh negara tetangga, antara lain: Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Filipina.
Workshop Manuskrip Alquran Nusantara menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain: Jonni Syatri, Zainal Arifin Madzkur, dan Nani Sutiati. Masing-masing dari mereka membahas tentang penelitian manuskrip Alquran Nusantara, metodologi penelitiannya serta peran Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal dalam melakukan konservasi manuskrip Alquran di Indonesia.
Workshop dan soft launching ini, dihadiri peserta dari berbagai perguruan tinggi yang concern dengan kajian Alquran dan pernaskahan, seperti IIQ, PTIQ, UIN, UI, UIA dan sejumlah lembaga lainnya. (kemenag.go.id)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...