Sekjen CCA: Politisasi Agama Ancam Keharmonisan Asia
SATUHARAPAN.COM – Mengusung topik “Politisasi Agama dan Religionisasi Politik di Asia”, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Asia (Christian Conference of Asia/CCA) Dr Mathews George Chunakara, berbagi keprihatinan yang mendalam tentang tren yang muncul, di mana agama digunakan untuk mendapatkan kekuatan politik dan sebaliknya.
Sekjen CCA mengemukakan kepihatinannya dalam acara peringatan Memorial Metropolitan Thomas Mar Athanasius Suffragan ke-32, yang diadakan di Kottayam pada 24 November lalu, di Negara Bagian Kerala di India selatan. Tamu undangan khusus dan tamu lain berkumpul di acara itu untuk mendengarkan Chunakara, yang menguraikan tentang perkembangan saat ini, di mana agama dan politik saling terkait dan saling dieksploitasi untuk mempromosikan kepentingan khusus.
“Kecenderungan meningkatnya agama mengambil peran utama dalam urusan sipil dan politik, politisasi agama, dan agama politik, telah menjadi fenomena sosial yang meresap di Asia saat ini. Agama menjadi kekuatan pemisah yang tidak hanya menciptakan keretakan agama, tetapi juga ancaman terhadap harmoni komunal dan sosial di beberapa negara Asia, yang dulu dikenal akan nilai-nilai toleransi dan manusia liberal mereka,” katanya.
Pidatonya membahas sejumlah aspek khusus, seperti penggunaan identitas agama untuk menarik suara dalam pemilihan politik, dan upaya oleh kelompok agama tertentu untuk merancang dan mengukir peran bagi diri mereka sendiri dalam politik untuk mendapatkan perlakuan istimewa dan bantuan dari elite yang berkuasa.
“Hari ini, partai-partai politik dan para pemimpin bersemangat untuk mengambil posisi untuk diri mereka sendiri dan menggambarkan diri mereka sebagai pejuang sejati iman dan adat istiadat tradisi agama. Asia, wilayah yang paling padat serta agama beragam di dunia, menghadapi bentuk-bentuk hukuman aktivisme keagamaan, yang mengarah ke praktik berbahaya menyebarkan kebencian agama dan ekstremisme kekerasan, bahkan di negara-negara yang secara tradisional toleran,” Chunakara memperingatkan.
Dia mengutip pepatah kuno favorit, “Agama itu seperti lilin, yang juga bisa membakar; pilihannya adalah pada diri sendiri, menggunakannya sebagai apa”, untuk mengingatkan hadirin tentang risiko penyalahgunaan agama untuk keuntungan politik.
“Saya berharap dengan tulus para penganut semua agama di Asia akan menggunakan lilin untuk menyebarkan lebih banyak cahaya dalam kegelapan, daripada untuk membakar,” Chunakara berharap. (oikoumene.org)
Editor : Sotyati
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...