LSM: Jihad Kendalikan Ladang-ladang Minyak Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Negara Jihad Islam (IS), sekarang sepenuhnya mengontrol semua ladang minyak dan gas utama Suriah di Provinsi Deir Ezzor, yang berbatasan dengan Irak, kata satu kelompok pemantau, Jumat (4/7).
IS telah menyatakan "khalifah Islam" di daerah itu mengendalikan Suriah dan Irak, di mana mereka adalah ujung tombak serangan terhadap pasukan pemerintah.
"IS mengambil alih ladang minyak Tanak yang terletak di daerah gurun Sheiytat di sebelah timur Provinsi Deir Ezzor, Kamis (3/7) malam, setelah pemberontak saingannya mundur,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Sebelumnya pada hari yang sama, para pelaku jihad menyita ladang minyak utama Al-Omar.
“Mereka masih belum merebut ladang minyak kecil Al-Ward, yang memproduksi hampir 200 barel minyak per hari, yang kini berada di tangan suku lokal, “kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman.
“IS merebut Tanak dan Al-Omar, setelah pejuang saingan dari Front Al-Nusra, yang berkaitan dengan Al-Qaida, dan kelompok-kelompok pemberontak Suriah lainnya, mengundurkan diri,” kata Observatorium.
Di Deir Ezzor, IS telah mengambil alih hampir semua perdesaan, pasukannya didukung dengan senjata-senjata berat yang disita dari pasukan Irak yang melarikan diri dari serangan IS.
Pada Januari, Al-Nusra dan gerilyawan Islam lainnya, berbalik senjata mereka pada para pelaku, yang kemudian dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Mediterania, saat mereka menyapu Suriah dan memaksakan hegemoni mereka dan penganiayaan brutal.
Para pemberontak mengusir IS dari Provinsi Idlib timur laut dan dari Aleppo, namun kelompok jihad melakukan kontra-ofensif di kota-kota di utara.
Pada Jumat (4/7), mereka merebut desa-desa Kurdi, Zur Maghar dan Bayada, di dekat berbatasan dengan Turki, kata Observatorium.
Abdel Rahman mengatakan kepada AFP, Aleppo sekarang dikepung dari semua sisi oleh rezim dan oleh pelaku jihadis.
Daerah-daerah pemberontak Aleppo, terutama di bagian kota timur, menjadi ajang serangan sengit, serangan udara setiap hari sejak Desember, yang menyebabkan puluhan ribu warga melarikan diri ke perdesaan dan ke Turki.
Observatorium mengatakan, pasukan rezim telah membuat kemajuan pekan ini di pinggiran Aleppo timur, yang mengancam rute pasokan pemberontak.
Televisi pemerintah, sementara itu, mengatakan pasukan pemerintah kini secara penuh mengendalikan sektor industri Sheikh Najjar, di timur laut Aleppo.
Minggu lalu, IS dinyatakan sebagai "khalifah," mengacu pada sistem aturan Islam yang dihapuskan hampir 100 tahun lalu, dalam satu langkah yang oleh para pemberontak, termasuk kelompok-kelompok Islam di Suriah, dicap sebagai "bid`ah".
Di tempat lain di Suriah, angkatan udara rezim terus melakukan serangan udara terhadap daerah pemberontak, terutama di provinsi-provinsi selatan Daraa, Aleppo, Damaskus, dan Idlib.
Pesawat-pesawat tempur juga melancarkan serangan ke wilayah Arsal tepat di seberang perbatasan di negara tetangga Lebanon, kata Kantor Berita Nasional itu melaporkan, menewaskan seorang pemuda Suriah dan melukai beberapa lagi.
Daerah itu menampung lebih dari 60.000 warga Suriah, yang melarikan diri dari konflik di tanah air mereka.
Badan PBB dana anak-anak, UNICEF, mengatakan lebih dari enam juta anak-anak Suriah yang terkena dampak konflik sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, dengan jumlah kebutuhan meningkat sepertiga dalam setahun.
Perang Suriah dimulai pada Maret 2011, sebagai gerakan damai menuntut mundur Presiden Bashar al-Assad, tetapi berubah menjadi konflik setelah tindakan brutal oleh rezim. (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...