Luhut Pandjaitan: Pemimpin itu Harus Turun ke Bawah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Luhut Binsar Pandjaitan, salah satu anggota tim penasihat pemenangan pilpres Jokowi-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menyatakan bahwa seorang pemimpin harus bisa turun ke bawah.
“Sebanyak 52 persen hasil survey yang ada itu rakyat ingin melihat pemimpin yang jujur,” kata dia pada Diskusi Publik yang digelar Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang bertajuk Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014 di STT Jakarta, Senin (2/6).
“Sisanya, pemimpin itu harus yang down to earth dan kapabilitas. Jadi pemimpin itu harus pergi turun ke bawah. Karena yang terjadi selama ini ada kesenjangan. Pengalaman Jokowi di Solo yang kemudian dia mendapatkan suara sebanyak 92 persen, ini membuktikan keberhasilannya dia.”
Dalam diskusi tersebut, Luhut memaparkan visi-misi Jokowi-JK yang berkaitan dengan subsidi, infrastruktur , pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, dengan program-program tersebut harus ada dana yang jelas. Ada kemungkinan jumlah subsidi akan dikurangi dan dialokasikan untuk infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Dia juga berpendapat bahwa program yang dimiliki oleh pemerintah saat ini sudah cukup baik hanya perlu diperbaiki pada beberapa bagian tertentu saja.
“Karena kalau kita bikin program baru lagi akan butuh waktu berapa lama lagi?” kata dia. Luhut juga menambahkan bahwa Jokowi ingin memaksimalkan potensi daerah luar Jawa karena selama ini dari seluruh wilayah Indonesia, hanya Jawa saja yang berkembang. Potensi yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang meliputi guru, tenaga kerja dan tenaga ahli yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
Selain itu Luhut mengatakan bahwa Jokowi ingin menyejahterakan TNI, polisi dan guru. “Saya tidak tega melihat polisi tinggal di asrama yang tidak layak,” kata Luhut saat menirukan ucapan Jokowi.
Menanggapi perdagangan bebas 2015 mendatang, Luhut menyatakan keinginan Jokowi bahwa Indonesia tidak hanya menjadi target market dari barang dagangan negara lain tetapi juga menjadi pelaku industri.
“Jika kita tidak siap, tahun 2015 mendatang kita akan telanjang. Kita hanya menjadi pembeli. Kita harus mandiri dalam pangan, teknologi dan dalam semua hal,” tambahnya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...