Luhut Prediksi Target Pertumbuhan Ekonomi 2015 Meleset
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 akan meleset. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 hanya bisa tercapai pada kisaran 5,4 hingga 5,6 persen.
"Saya melihat pertumbuhan ekonomi kita cukup baik ke depan, mungkin tidak 5,8 persen ya, mungkin 5,4 persen-5,6 persen itu masih sangat mungkin karena global ekonomi memang susah," kata Luhut dalam peresmian aplikasi LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/5).
Luhut menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal I yang hanya 4,7 persen, karena pengucuran dana pemerintah belum semuanya terlaksana. Tetapi, saat ini alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 untuk pembangunan dan program pemerintah sudah berangsur-angsur turun.
Menurut catatan Kantor Staf Presiden, kata dia, alokasi anggaran keluarga kurang mampu sudah turun Rp 9,8 triliun, di mana sekitar Rp 6,7 triliun di antaranya telah diambil untuk 16,7 juta kepala keluarga. "Itu punya dampak terhadap perekonomian. Di market tumbuh bagus," ujar dia.
Luhut juga menyampaikan dana proyek infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) Rp 95 triliun dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Rp 45 triliun juga sudah mulai dikucurkan. Luhut memerkirakan perekonomian kuartal II hingga kuartal IV bakal lebih baik.
"Saya melihat itu sinyal baik dipicu juga dengan penerimaan pajak yang tidak sebagaimana dibayangkan orang melorot banyak. Laporan pajak non minyak dan gas lebih baik Rp 10 triliun dari tahun lalu," ujar dia.
Pihaknya melakukan survei di sebuah minimarket waralaba, dengan kucuran dana untuk masyarakat kurang mampu akan berdampak pada kelancaran ekonomi. Daya beli masyarakat diperkirakan meningkat hingga 6 persen.
Kepala Staf Presiden itu juga menyebut, pemerintah kini tengah bersiap menghadapi kenaikan harga. Sebab diprediksi, kenaikan harga terjadi menjelang Lebaran 2015 pada Juli. Pemerintah pun memantau persediaan barang guna menghindari kenaikan.
"Agenda kita paling penting jelang Lebaran adalah soal harga, Wapres perintahkan buat tim untuk pantau harga. Saya kira sudah benar. Mudah-mudahan tidak ada gejolak harga tak terkendali. Supply-demand adalah kata kunci untuk masalah ini," tutur Luhut.
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...