Luncurkan Album Baru Sirkus Barock Gelar Konser "Menjadi Matahari"
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah album Anak Setan (1986), Bukan Debu Jalanan (1989), Kanvas Putih (1993), Anak Angin (2012), dengan menggandeng label musik DF-Yogyakarta kelompok musik Sirkus Barock meluncurkan album terbarunya berjudul "Menjadi Matahari". Dalam rangka peluncuran album tersebut, Sirkus Barock akan menggelar konser bertajuk "Menjadi Matahari" di concert hal Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (12/4).
Pada acara temu media yang dihelat di Riverside music and rehearsal space, Jalan Pakem-Turi, Dusun Kalireso, RT 01/RW17, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/4) salah satu pemilik DF-music Teuku Dalin menjelaskan bahwa album "Menjadi Matahari" adalah project awal yang menjadi bagian dari program DF studio untuk turut mengembangkan musik di Yogyakarta dalam jangka waktu yang panjang.
"Kita ingin membuat poros musik baru di Jogja. Saya percaya artis yang (bisa menjadi) legend (bisa menjadi contoh). Karena itu tugas kita membuat sesuatu yang longterm. Yang kita harapkan adalah semua musisi saling men-support (hingga terwujudnya karya-karya musik)." jelas Teuku Dalin saat jumpa pers, Kamis (12/4) sore.
Dalam temu media, Sirkus Barock dalam formasi Sawung Jabo (vokal-gitar), Sinung Hanggarjito (bass), Ucok Hutabarat (biola), Denny Dumbo (perksui-seruling), Joel Tampeng (gitar utama), Bagus Mazasupa (piano), Endy Barkah (drum-perkusi) dan Suzan Piper (backing vocal) menampilkan tiga lagu diawali dengan lagu "Berlari" yang dibuat Mochamad Djohansyah atau lebih dikenal dengan nama Sawung Jabo pada tahun 1976 dilanjutkan dengan "Mimpi Buruk" (1980) serta lagu "Menjadi Matahari" (2001). Salah satu media meminta satu lagu tambahan untuk keperluan pengunggahan di kanal Youtube, dan Sirkus Barock menyanggupinya dengan lagu "Hio".
Proses rekaman menjadi hal yang menarik dalam pembuatan album "Menjadi Matahari". Dari sepuluh lagu dalam album “Menjadi Matahari” sebagian besar merupakan lagu yang belum pernah direkam, yang merupakan cikal bakal lagu-lagu Sirkus Barock di album-album sebelumnya. Keseluruhan proses dilakukan sendiri oleh Sirkus Barock di DF studio yang memungkinkan untuk melakukan eksperimen-eksplorasi bermusik.
Salah satu anggota Sirkus Barock, Bagus Mazasupa menjelaskan bahwa konsep awal album dalam format akustik. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Sirkus Barock mengingat karya musik Sirkus Barock kental dengan warna rock dengan tempo yang cenderung cepat dan bertenaga.
"Dari sepuluh lagu yang dikerjakan, lima lagu diantaranya direkam dengan percobaan rekayasa metronome. Jika sebelumnya nilai tempo ditentukan secara konstan dalam satu lagu penuh, kali ini tidak. Dengan memanfaatkan fasilitas tempo track yang ada di perangkat lunak rekaman, tempo direkayasa dan dibuat berbeda di tiap bagian lagunya, di bagian bait dan bagian reffrain memiliki satuan BPM (beat per minute) yang berbeda, semakin cepat namun tidak terasa. Hasilnya, lagu yang direkam terkesan lebih manusiawi dan tidak membosankan." jelas Bagus kepada satuharapan.com.
Sebagai catatan, selain menjadi anggota Sirkus Barock setiap musisi memiliki kelompok musik dengan warna yang beragam meskipun tidak terlepas dari warna Sirkus Barock: rock ballad. Satu lagu berjudul "Pemabuk" dalam album terbaru direkam secara langsung (live) tanpa proses editing.
"Pada lagu Pemabuk, dilakukan dua kali percobaan rekaman. Pada rekaman kedua yang kita pakai." jelas Bagus.
Pada peluncuran album "Menjadi Matahari" yang dihelat di concert hall TBY, konser akan dimulai sejak sore diawali dengan "Seolah-olah Barock Fest #1" menampilkan lima kelompok musik sahabat Sirkus Barock yakni Garuda Samsara (Yogyakarta), Jhony Freedom (Purwokerto), Anak Angin Tabanan (Bali), Yon Gondrong-One Man Band (Bali), dan Konco Kenthel (Yogyakarta).
Dalam setiap konsernya Sirkus Barock menjadikan CD album atau merchandise sebagai tiket masuk. Untuk konser kali ini penanda masuk berupa CD album "Menjadi Matahari" yang bisa didapatkan pada Agus Sunandar melalui pesan singkat/WA di nomor 0821 4052 1650.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...